Ada Dugaan Pemberangusan Hak Sipil di Pembubaran FPI, Komnas HAM Bungkam

Komnas HAM berjanji dalam beberapa hari ke depan akan memberikan respons terhadap kebijakan itu setelah mempelajari kebijakan yang diambil pemerintah.

Ari Syahril Ramadhan
Kamis, 31 Desember 2020 | 13:10 WIB
Ada Dugaan Pemberangusan Hak Sipil di Pembubaran FPI, Komnas HAM Bungkam
Brimob dan tentara bongkar atribut FPI di Petamburan, Jakarta Pusat. (Suara.com/Novian)

SuaraJabar.id - Amnesty International Indonesia menduga ada potensi pemberangusan kebebasan berserikat dan berkumpul di kasus pelarangan aktivitas dan pemakaian atribut serta simbol Front Pembela Islam (FPI).

Namun, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) belum mau menanggapi kebijakan pemerintah membubarkan FPI dan  menghentikan segala kegiatan dan aktivitas FPI di Indonesia.

Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik mengatakan enggan menanggapi Surat Keputusan Bersama (SKB) enam menteri dan lembaga yang menyatakan FPI sebagai organisasi terlarang. Karena belum menerima dan mempelajari kebijakan itu.

"Komnas HAM perlu membaca dulu, mempelajari dulu hal ini dan tentu saja juga harus cermat. Apalagi saat ini kami sedang melakukan penyelidikan yang ada kaitan dengan peristiwa FPI," jelas Ahmad Taufan Damanik dikutip dari Antara di Jakarta, Rabu (30/12/2020).

Baca Juga:Viral Habib Rizieq Hina Gus Dur Tak Bisa Melihat: Sejuta Gus Dur Kita Lawan

Komnas HAM disebutnya harus berhati-hati sebelum memberikan pernyataan karena Tim Penyelidikan Komnas HAM masih bekerja menyelidiki kasus dugaan bentrokan yang yang melibatkan FPI di Tol Cikampek.

Ia berjanji dalam beberapa hari ke depan akan memberikan respons terhadap kebijakan itu setelah mempelajari kebijakan yang diambil pemerintah.

Untuk diketahui, 6 menteri dan lembaga yang menandatangani SKB larangan kegiatan penggunaan simbol dan atribut serta penghentian kegiatan FPI adalah Mendagri Tito Karnavian, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna H Laoly, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, Jaksa Agung ST Burhanuddin, Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar.

Adapun pemerintah menyatakan FPI sejak 20 Juni 2019 secara de jure telah bubar sebagai ormas, tetapi sebagai organisasi tetap melakukan aktivitas yang melanggar ketertiban umum seperti melakukan provokasi dan sweeping di jalanan. (Antara)

Baca Juga:Patah Tumbuh Hilang Berganti: FPI Dilarang, Ganti Jadi FPI

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini