11 Korban Longsor Sumedang Diduga Masih Tertimbun Tanah

Sebelas warga yang masih dicari keberadaannya, menurut dia, terdiri atas lima perempuan, lima laki-laki, dan satu orang yang belum diketahui identitasnya.

Ari Syahril Ramadhan
Minggu, 17 Januari 2021 | 12:34 WIB
11 Korban Longsor Sumedang Diduga Masih Tertimbun Tanah
Petugas Tim SAR gabungan mengevakuasi korban longsor di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Saat ini mereka masih mencari 11 orang yang diduga masih tertimbun tanah. (ANTARA/HO-Humas Polda Jawa Barat)

SuaraJabar.id - Sebanyak 11 orang diduga masih tertimbun longsoran tanah di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Hak ini diungkapkan Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Bandung Deden Ridwansyah. Menurutnya, hingga pukul 09.30 WIB hari ini, Minggu (17/1/2021) pihaknya masih mencari 11 orang yang diduga masih tertimbun longsoran tanah.

Menurutnya, bencana tanah longsor di Desa Cihanjuang tercatat telah menyebabkan 29 warga meninggal dunia.

"Pada Sabtu (16/1/2021) ditemukan empat orang meninggal dunia, sehingga jumlah orang yang meninggal dunia 29 orang, jumlah dalam pencarian 11 orang," kata Deden.

Baca Juga:Jadi Atensi Presiden Jokowi, Menteri PUPR Tinjau Longsor Sumedang

Sebelas warga yang masih dicari keberadaannya, menurut dia, terdiri atas lima perempuan, lima laki-laki, dan satu orang yang belum diketahui identitasnya.

Kebanyakan dari mereka tinggal di daerah terdampak longsor di Desa Cihanjuang, hanya dua orang yang diketahui berasal dari daerah Cibitung.

Petugas SAR melakukan pencarian di empat sektor untuk menemukan korban tanah longsor.

Tanah longsor terjadi di Desa Cihanjuang pada 9 Januari 2021 sekitar pukul 15.00 WIB, saat desa tersebut diliputi hujan deras. Tanah longsor kembali terjadi di daerah itu sekitar pukul 19.30 WIB. Bencana tersebut selain merenggut korban jiwa juga menyebabkan kerusakan rumah warga.

Baca Juga:Tim SAR Masih Cari 19 Korban Longsor Sumedang

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini