"Sebabnya juga karena penyempitan Sungai Karangsambung/Winong," ungkapnya.
Dia memaparkan, penyempitan sungai terjadi akibat banyak aktivitas warga di tepian sungai sehingga sungai mengalami penyempitan yang memengaruhi aliran air ke laut. Dengan kondisi itu, saat hujan deras dan air laut pasang, terjadilah banjir.
Di Kecamatan Suranenggala, setidaknya 4.000 rumah di 9 desa terendam air. Untuk menangani warga terdampak banjir, dibangunlah dapur umum.
Selain berharap air cepat surut, Imron pun berpesan kepada masyarakat untuk tak beraktivitas sembarangan di tepian sungai. Masyarakat diminta menjaga sungai, salah satunya tak mendirikan bangunan di sepanjang sempadannya.
Baca Juga:Banjir Susulan Merendam Dua Desa di Kabupaten Jember
"Supaya air sungai mengalir lancar ke laut dan tak melimpah ke pemukiman serta jalan," pesannya.
Pemkab Cirebon berencana melayangkan surat kepada kementerian terkait berisi permintaan pengerukan endapan sungai di Kabupaten Cirebon.
Camat Suranenggala Indra Fitriani mengatakan, ketinggian air di 9 desa di wilayahnya yang terendam banjir bervariasi dengan kisaran 20-75 cm.
"Untuk lokasi dengan genangan yang tak bisa dikeluarkan, digunakan pompa untuk menyedot air. Sementara, untuk lokasi yang bisa ditanggul, dibuatlah tanggul," paparnya.
Sekitar 200 warga, sebutnya, mengungsi akibat banjir, terutama warga Desa Surakarta. Mereka mengungsi di masjid, balai pertemuan, juga rumah keluarga masing-masing.
Baca Juga:Bahaya! 72 Titik Tanggul Sungai di Brebes Rawan Jebol
Sementara itu, Polresta Cirebon menyiagakan 450 personel untuk membantu warga terdampak banjir. Para petugas disiagakan selama 24 jam untuk membantu masyarakat yang butuh pertolongan sesegera mungkin.