Aktivitas Sesar Lembang Pernah Rusak Ratusan Rumah di Jambudipa KBB

Saat itu terjadi gempa di Sesar Lembang dengan magnitudo 3,3 dengan kedalaman sangat dangkal sehingga mengakibatkan dampak signifikan.

Ari Syahril Ramadhan
Rabu, 27 Januari 2021 | 16:07 WIB
Aktivitas Sesar Lembang Pernah Rusak Ratusan Rumah di Jambudipa KBB
Sesar Lembang. Pernah terjadi gempa dangkal di Sesar Lembang yang menyebabkan ratusan rumah warga di Jambudipa KBB rusak. (Antara)

Keberadaan sensor gempa yang makin rapat diharapkan dapat memantau aktivitas sesar aktif di Jawa Barat secara lebih akurat.

Aktivitas Sesar Lembang tampak dari gempa-gempa kecil yang masih terjadi di sepanjang jalur sesar.

Menurut penelitian Supendi dkk. (2018) yang dipublikasikan di jurnal Geoscience Letters, selama periode 2009-2015 empat kejadian gempa teridentifikasi di sepanjang jalur Sesar Lembang dengan menggunakan jaringan sensor gempa regional milik BMKG.

Penelitian yang dilakukan Afnimar dkk. (2015) menunjukkan adanya aktivitas gempa di jalur Sesar Lembang. Hasil penelitian menggunakan data seismik dari empat stasiun seismik temporer BMKG selama periode Mei 2010 hingga Desember 2011 itu mencatat sembilan kali kejadian gempa di Sesar Lembang.

Baca Juga:BMKG: Suara Dentuman Dua Kali di Majene Bukan Berasal dari Gempa

Pada 28 Agustus 2011 terjadi gempa dengan magnitudo 3,3 dengan kedalaman sangat dangkal sehingga mengakibatkan dampak signifikan, menyebabkan kerusakan 384 rumah warga di Kampung Muril, Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat.

Selain itu, penelitian Nugraha dan Supendi (2018) yang dipublikasikan di Journal of Physics menunjukkan adanya dua kejadian gempa pada 14 dan 18 Mei 2017 di Sesar Lembang.

Gempa dengan magnitudo 2,8 and 2,9 yang terjadi pada 14 dan 18 Mei 2017 dampaknya dirasakan dalam skala intensitas II-III MMI, tetapi tidak menimbulkan kerusakan.

Data hasil monitoring gempa di Sesar Lembang sangat penting untuk mengetahui tingkat keaktifan gempa, distribusi zona aktif gempa, mekanisme sumber gempa, dan studi struktur bawah permukaan bumi melalui teknik tomografi untuk keperluan mitigasi.

"Tidak ada yang tahu kapan gempa kuat akan terjadi. Agar selamat dari gempa, kita dapat melakukan upaya mitigasi konkret dengan membangun rumah tahan gempa dan belajar cara selamat saat terjadi gempa," kata Daryono. [Antara]

Baca Juga:Ridwan Kamil 'Bonceng' Bernie Sanders, Tokoh Sosialis Amerika Serikat

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak