Tolong Kang Emil, Bayi Saya Sakit Parah tapi Tak Bisa Dirawat di RS

Fauzian Saepuloh mengidap hidrosefalus dan harus dioperasi secepatnya. Orang tua bayi berharap Gubernur Jawa Barat mau turun tangan membantu anaknya yang ditolak sejumlah RS.

Ari Syahril Ramadhan
Kamis, 28 Januari 2021 | 09:36 WIB
Tolong Kang Emil, Bayi Saya Sakit Parah tapi Tak Bisa Dirawat di RS
Fauzian Saepuloh, bayi yang lahir pada 31 Desember 21 di Kota Bandung ini mengidap hidrosefalus namun belum bisa dioperasi dengan alasan sejumlah rumah sakit penuh. [Suara.com/Emi La Palau]

Sementara itu, dikonfirmasi terpisah Direktur RSKIA Bandung, Taat Tagore membenarkan masih kurangnya fasilitas rumah sakit untuk menangani pasien anak dengan diagnosa Hidrosefalus. Pihaknya mengaku belum memiliki dokter spesialis bedah syaraf untuk menangani pasien seperti Fauzian.

"Iya betul, karena RSKIA belum punya dokter spesialis bedah syaraf, biasanya pasien dirujuk ke RS yang mempunyai kompetensi untuk melakukan operasi tersebut, seperti RSHS, RSUD Ujungberung, RS Santosa," ungkapnya.

Di lain pihak, Humas RSHS Bandung, Fitri belum bisa menjelaskan alasan Fauzian tidak bisa ditangani oleh pihak rumah sakit. Karena ia harus mengkonfirmasi terlebih dahulu mengenai kejadian tersebut dan meminta nomor rekam medis dari pihak keluarga pasien.

“Harus dikonfirmasi dulu, barangkali ada alasan lain, di RSHS pasien ribuan per hari, jadi kalau tidak ada nomor rekam medis agak susah ditelusuri,” ungkapnya.

Baca Juga:Curhat Pemikul Jenazah Covid-19 TPU Cikadut Disebut Pungli dan Mogok Kerja

Ketika Suara.com mencoba menjelaskan kronologis dari pihak keluarga pasien, bahwa Saepuloh dan keluarga tidak memegang nomor rekam medis, hal tersebut dikarenakan ketika bertemu pertama kali dengan dokter Hermawan, rekam medis tersebut telah diberikan.

Pihak RSHS tidak menampik, bahwa rekam medis memang tidak diijinkan untuk dibawah pulang. Namun masih tetap meminta nomor rekam medis, sementara pihak keluarga pasien tidak lagi memegang hal tersebut dan tidak mengetahui.

Hingga saat ini, bayi malang Fauzian masih terbaring lemah di kediaman buyutnya, dan lingkaran kepala yang terus bertambah sambil menunggu jadwal dari rumah sakit untuk mendapat tempat tidur perawatan.

Saepuloh berharap ada pihak yang mau mengulurkan tangan, khususnya Pemerintah Kota Bandung dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat agar bisa membantu biaya operasi sang anak.

Ia juga berharap Gubernur Jawa Barat dapat membantu mencarikan solusi terbaik bagi anaknya yang membutuhkan pertolongan medis secepatnya.

Baca Juga:Cerita Tukang Panggul Jenazah COVID-19 Cikadut Sakit Hati ke Wali Kota Oded

Kontributor : Emi La Palau

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak