Jembatan Ambruk Diterjang Arus Deras, Warga Harus Memutar 15 Kilometer

Penyebab ambruknya jembatan diduga karena tidak mampu menahan hantaman arus sungai yang cukup besar, sehingga penyangga jembatan tersebut terkikis dan ambruk.

Ari Syahril Ramadhan
Rabu, 03 Februari 2021 | 11:33 WIB
Jembatan Ambruk Diterjang Arus Deras, Warga Harus Memutar 15 Kilometer
Jembatan Lojikaum yang terletak antara Desa Karangwuni, Kecamatan Sedong, Kabupaten Cirebon dengan Desa Kalimati Kabupaten Kuningan ambruk pada Selasa (2/2/2021) kemarin. [Suara.com/Abdul Rohman]

SuaraJabar.id - Sebuah jembatan yang menghubungkan Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Kuningan ambruk diterjang derasnya arus sungai, Selasa (2/2/2021). Akibatnya, warga harus mencari jalan lain dan memutar sejauh 15 kilometer.

Jembatan Lojikaum ini terletak antara Desa Karangwuni, Kecamatan Sedong, Kabupaten Cirebon dengan Desa Kalimati Kabupaten Kuningan. Jembatan ini dibangun pada 2015 lalu.

Penyebab ambruknya jembatan diduga karena tidak mampu menahan hantaman arus sungai yang cukup besar, sehingga penyangga jembatan tersebut terkikis dan ambruk. Akibatnya, akses warga Desa Karangwuni ke Desa Kalimati, Kabupaten Kuningan terputus.

Kepala Desa Karangwuni, Suhedi mengatakan tanda-tanda ambruknya jembatan tersebut sudah terlihat sejak sepuluh hari lalu. Karena berbahaya, ia dan perangkat Desa lainnya sempat menutup akses tersebut.

Baca Juga:Update Kasus Suap Perizinan Kabupaten Cirebon: KPK Periksa 6 Saksi

"Tanda-tanda mau ambruknya jembatan itu sih sudah sejak sepuluh hari lalu, karena berbahaya kami sempat tutup sementara akses jembatan itu," katanya usai memantau lokasi jembatan ambruk itu, Rabu (03/02/2021).

Ia juga menyebutkan, ada sekitar lima ribu kepala keluarga di Desa Karangwuni yang bergantung pada jembatan tersebut. Tidak sedikit dari mereka yang melakukan aktivitasnya ke Desa Kalimati, Kabupaten Kuningan untuk pergi ke Sekolah, membajak sawah dan berbelanja di Pasar.

"Masyarakat harus memutar sejauh lima belas kilo meter untuk menuju ke Desa Kalimati, Kabupaten Kuningan," katanya.

Ia juga meminta kepada Bupati Cirebon untuk segera meninjau lokasi jembatan ambruk. Karena menurutnya warganya tersebut hampir terisolasi, selain insiden jembatan ambruk, ada insiden longsor tanah perhutani juga yang sempat menutup akses jalan menuju Desa lain yang ada di Kabupaten Cirebon.

"Warga sempat terisolasi, karena selain jembatan yang menuju Kabupaten Kuningan ambruk, jalan menuju Kabupaten Cirebon juga tertutup dengan longsor tanah perhutani," katanya.

Baca Juga:Setahun Pandemi, Desa di Indonesia ini Mengklaim Belum Ada Kasus COVID-19

Dengan adanya insiden tersebut, Dinas PUPR Kabupaten Cirebon, langsung bergerak cepat dan akan segera memperbaiki jembatan tersebut. Agar masyarakat sekitar dapat kembali beraktivitas, baik dari Warga Desa Karangwuni maupun Desa Kalimati.

"Kami akan buatkan jembatan darurat, tapi bukan bukan jembatan gantung. Kita siapkan hari ini, dengan panjangnya sesuai jembatan semula yakni 30 meter dengan lebar 1,5 meter," kata Kepala Dinas PUPR Kabupaten Cirebon, Iwan Rizki saat diwawancarai di lokasi jembatan ambruk.

Jembatan yang semula dengan lebar 4 meter ini, akan dibuatkan jembatan sementara dengan lebar 1,5 meter ini hanya untuk kendaraan roda dua yang bisa melintasi. Sedangkan, tahun ini pihak PUPR akan menganggarkan untuk pembuatan jembatan permanen, untuk mengganti jembatan yang saat ini roboh.

"Intinya kami bangunkan dulu jembatan darurat supaya akses ekonomi masyarakat tidak terputus. Tapi nanti kita bangunkan jembatan permanen yang sesuai dengan pembangunan jembatan sebelum ambruk," katanya.

Sementara itu, Yanto (38) salah satu warga Desa Karangwuni mengaku, ia sangat membutuhkan jembatan tersebut. Karena menurutnya, ia dan warga lainnya kerap melakukan aktivitas di Desa Kalimati, Kabupaten Kuningan, ketimbang ke Desa tetangga yang ada di Kabupaten Cirebon.

"Kebanyakan kami beraktivitas di Desa Kalimati, Kabupaten Kuningan, karena lebih dekat dibandingkan menuju arah Kabupaten Cirebon," katanya.

Ia juga mengaku sempat terisolir saat jembatan satu-satunya itu ditutup sementara sebelum ambruk. Sedangkan jalan menuju arah Kabupaten Cirebon tertutup karena terjadi tanah longsor.

"Sempat beberapa hari lalu, kami terisolir, karena mau menuju Kabupaten Kuningan jembatan ditutup, sedangkan mau menuju Kabupaten Cirebon jalanya tertutup karena longsor. Tapi sekarang tanah longsor sudah dibersihkan," katanya.

Kontributor : Abdul Rohman

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini