Wow! Ternyata Pemilik Televisi Pertama di Cimahi Adalah Warga Tionghoa

Sejarah kepemilikan televisi pertama di Cimahi mengemuka saat Hari Raya Imlek tahun 2021

Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 12 Februari 2021 | 13:53 WIB
Wow! Ternyata Pemilik Televisi Pertama di Cimahi Adalah Warga Tionghoa
Komunitas Tionghoa Turut Memeriahkan Pawai HUT ke 10 RI Tahun 1955 di Cimahi [Dok:Komunitas Tjimahi Heritage]

Bahkan dulunya ada Kampung China atau Chinesse Wijk dalam Bahasa Belanda, yakni di kawasan Pasar Luhur, yang kini disebut Pasar Atas.

Ia mengatakan, kemungkinan umat Tionghoa di Cimahi lebih dulu ketimbang Garnizun yang dibangun Belanda.“Tahun pastinya kedatangan warga Tionghoa ke Cimahi saya belum temukan. Tapi saat Belanda membangun Garnizun, mereka sudah ada,” ungkap Machmud.

Berdasarkan arsip Belanda tahun 1930 yang didapat Machmud, jumlah etnis China kala itu hanya 2,3 persen saja dari total penduduk Cimahi saat itu yang mencapai 59.993 jiwa. Tujuan kebanyakan mereka datiang ke Cimahi adalah untuk berniaga.

“Ya, kebanyakan berdagang. Ada yang sampai menikah dengan orang pribumi, tapi tidak banyak,” ujar Machmud.

Baca Juga:Perayaan Imlek di Aceh Lebih Sepi, Tetapi Aman dan Tertib Prokes

Biasanya di setiap daerah yang dihuni oleh Tionghoa memiliki pemimpin, yang oleh Belanda diberi pangkat Kapten atau Letnan sehingga sering disebut Kapten atau Letnan China. Namun di Cimahi, Machmud belum menemukan itu.

Menurutnya, bisa saja komunitas China di Cimahi menghinduk ke Bandung, lantaran di Cimahi memang sejak dulu tidak ada Kelenteng atau Vihara. Sehingga orang China di Cimahi yang ingin ke Vihara harus ke Kota Bandung.

Namun jejak sejarah mencatat, dulunya di Cimahi ada tempat yang dijadikan sarana ibadah untuk umat Tionghoa. Namanya Chung Hwa hung Hwi yang bangunannya kinii menjadi Sekolah Andreas di Jalan Pacinan atau Jalan Babakan.

Kemudian, masih ada jejak peninggalan rakyat Tionghoa lainnya di Cimahi hingga kini. Seperti di Jalan Djulaeha Karmita atau Jalan Pasar Atas. Di sana terdapat bangunan-bangunan bercirikan arsitektur China yang dipadukan dengan barat.

“Di samping Sekolah Andreas, ada satu rumah orang China yang masih orisinil, mempertahankan gaya arstitektur tahun 1900-an dengan pola rumah seperti orang Belanda,” terang pria yang juga Ketua Komunitas Tjimahi Heritage itu.

Baca Juga:Resep Pindang Bandeng Khas Imlek yang Dipercaya Jadi Simbol Rezeki

Kontributor: Ferry Bangkit Rizki

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak