Terkait Aktivitas Sesar Lembang, Ini Penjelasan BMKG

Pada periode itu, tercatat ada satu gempa yang cukup merusak yakni gempa di Cisarua pada 28 Agustus 2011.

Eko Faizin
Sabtu, 20 Februari 2021 | 12:00 WIB
Terkait Aktivitas Sesar Lembang, Ini Penjelasan BMKG
Ilustrasi gempa. [shutterstock]

Sesar Lembang merupakan kemenerusan ujung utara Sesar Cimandiri,” tuturnya.

Sementara itu, kata dia, Mudrik R Daryono (2016) membagi Sesar Lembang menjadi 6 bagian, yakni Cimeta, Cipogor, Cihideung, Gunung Batu, Cikapundang, dan Batu Lenceng.

Guru Besar Ilmu Geoteknik Universitas Parahyangan Prof Paulus P Rahardjo menambahkan, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memperlihatkan, Sesar Lembang bergeser 1-2 mm per tahun.

Gerakan ini menurutnya relatif kecil bila dibandingkan dengan Sesar Palukoro yang aktif pada 2018 di Palu. Sesar itu diketahui bergerak 38 mm per tahun.

“Kemudian aktivitas Sesar Lembang terdeteksi bertambah menjadi 3-5,5 mm per tahun. Hal ini menjadi ancaman yang baru,” ucap Paulus dalam kesempatan yang sama.

Pengaruh gempa tersebut bisa berupa perekahan tanah, getaran, gaya lateral pada bangunan, likuifaksi, dan longsor.

Sementara itu, Peneliti Ahli Muda PVMBG Ahkmad Solikhin yang juga memaparkan hasil analisis Mudrik R Daryono pada 2016 dan 2018, mengatakan potensi gempa bumi yang dihasilkan Sesar Lembang mencapai magnitudo 6,5-7,0 dengan periode pengulangan 170-670 tahun.

“Sesar Lembang mempunyai gerakan geser sinistral atau ke arah kiri,” paparnya.

Hasil analisis pergeseran sungai dan stratigrafinya menunjukkan, Sesar Lembang bergerak dengan kecepatan 1,95-3,45 mm per tahun.

Sedangkan hasil uji paritan menunjukkan bukti kejadian gempa akibat Sesar Lembang pada abad 15 (1450-1510), 2300-60 sebelum masehi, dan 19620-19140 sebelum masehi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak