Bukan Kondom, Kontrasepsi Ini Paling Banyak Diminati Perempuan

Untuk pasangan baru yang belum memiliki anak, Fitriani menyarankan agar tidak menggunakan KB jangka panjang.

Ari Syahril Ramadhan
Kamis, 11 Maret 2021 | 15:19 WIB
Bukan Kondom, Kontrasepsi Ini Paling Banyak Diminati Perempuan
Ilustrasi alat kontrasepsi spiral. (Shutterstock)

SuaraJabar.id - Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota Cimahi yang mengikuti program Keluarga Berencana (KB) sepanjang tahun 2020 melampaui target. Dari target 57,24 persen, kepesertaannya mencapai 79,06 persen.

Berdasarkan data Dinas Sosial, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DinsosP2KBP3A) Kota Cimahi, jumlah PUS yang terdata sepanjang tahun 2020 mencapai 93.963 pasangan.

“Kalau target kita tercapai. Targetkan 57,24 realisasinya 79,06 persen,” terang Sekretaris DinsosP2KBP3A Kota Cimahi, Fitriani Manan saat dihubungi Suara.com, Kamis (11/3/2021).

Dari data yang dihimpun, kebanyakan pasangan masih menggunakan KB jangka pendek seperti suntik yang mencapai 39.188 pasangan. Kemudian disusul penggunaan IUD sebanyak 19.985 pasangan, penggunaan pil sebanyak 9.589 pasangan.

Baca Juga:Masjid Ini Tetap Berdiri Kokoh meski Dibombardir Belanda

Lalu ada juga yang menggunakan MOW sebanyak 2.804 pasangan, penggunaan kondom sebanyak 1.709 pasangan, penggunaan implant sebanyak 819 pasangan, dan MOP sebanyak 196 pasangan.

“Iya memang kebanyakan masih pakai yang jangka pendek di kita. Tapi yang jangka panjang juga tetap sesuai target,” ujar Fitriani.

Untuk pasangan baru yang belum memiliki anak, Fitriani menyarankan agar tidak menggunakan KB jangka panjang bagi yang ingin menunda memiliki momongan. Sebab akan membuat hormon kering.

Sementara bagi pasangan yang sudah memiliki dua anak lebih, ia menyarankan untuk menggunakan KB jangka panjang.

“Jangka panjang itu kan ada implant, MOP, MOW, IUD. Kalau jangka pendek ada pil, suntik, kondom,” jelas Fitriani.

Baca Juga:Haid Lancar dan Perut Rata, Wanita Ini Mendadak Melahirkan

Dirinya melanjutkan, program KB sendiri merupakan bagian dari pengendalian penduduk agar tidak terus mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Apalagi Kota Cimahi saat ini menjadi daerah dengan kepadatan tertinggi di Indonesia.

“Kalau jumlah penduduk semakin banyak, kan dampaknya juga pasti makin banyak. Makin padat, ke perekonomiannya juga pasti berpengaruh,” jelasnya.

Rencananya, pihaknya bakal menggagas Sekolah Siaga Kependudukan. Melalui program tersebut, remaja bakal diberukan edukasi seputar pernikaha, usia reproduksi hingga tentang kependudukan.

Sebelumnya, Kepala Bidang Pencatatan Sipil pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Cimahi, Rosi Desrita mengatakan, populasi jumlah penduduk di Kota Cimahi terus bertambah. Berdasarkan data hasil konsolidasi akhir tahun 2020, jumlah penduduk di kota mungil ini mencapai 557.991 jiwa.

Rinciannya, jumlah penduduk laki-laki sebagai 280.760 jiwa dan perempuan sebanyak 277.157 jiwa. Populasi tersebut meningkat dibandingkan data semester I tahun 2020 yang mencapai 555.966 jiwa.

"Memang faktanya penduduk di Cimahi ini selalu bertambah setiap tahunnya," ujarnya.

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini