SuaraJabar.id - Baru setahun lebih menjalani profesi dokter, mojang Bandung bernama Putri Ratri ini sudah dihadapkan pada beratnya menjadi salah satu garda terdepan melawan Covid-19.
Putri menyelesaikan pendidikan kedokteran dari Universitas Kristen Maranatha pada Januari 2020 lalu. Putri kini tengah menjalani program dokter internsip.
Pertama kali ia terjun sebagai dokter umum langsung ditempatkan di ruang Instalasi Gawa Darurat (IGD) salah satu rumah sakit di Kota Cimahi. Seperti diketahui, saat ini IGD adalah area screening bagi pasien untuk menentukan terindikasi Covid-19 atau tidak.
"Saya baru mulai November tahun lalu, sebagai dokter internsip," ujar Putri kepada Suara.com, Rabu (24/3/2021).
Baca Juga:Makin Memanas, Perseteruan Kartika Putri dengan Dokter Richard Lee
Dokter internsip adalah proses pemahiran dan pemandirian dokter yang baru lulus pendidikan untuk penyelarasan hasil pendidikan dengan kondisi di lapangan.
![Dr. Putri Ratri ketika bertugas. Dokter muda yang tengah menjalankan internsip ini megaku sedih jika menemui pasien yang tidak percaya Covid-19. [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/03/25/93410-dr-putri-ratri.jpg)
Sejak mulai bertugas sebagai dokter muda melalui program internsip, perempuan yang punya hobi bernyanyi itu mulai menangani berbagai keluhan pasien yang datang ke IGD tempatnya bertugas.
Dari mulai keluhan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan berbagai penyakit lainnya. Kemudian, Putri juga otomatis harus berhadapa dengan pasien yang memiliki gejala Covid-19 sehingga terpaksa harus dilakukan rapid test antigen.
"Kalau di rumah sakit kan prosedurnya pasien itu rapid antigen. Mau gak mau kita ikut terjun langsung dengan keluhan gejala covid," ungkap Putri.
Awalnya, ia mengaku takut harus menghadapi pasien ditengah pandemi Covid-19 ini. Namun ketakutan itu Putri lawan sebab pasien tetap menjadi prioritas umata untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal.
Baca Juga:Panitia Pastikan Video Chant Bernada Rasis di Piala Menpora 2021 Editan
"Takut ketularan pasti, apalagi sampai menularkan ke orang rumah. Tapi lama-lama jadi terbiasa," ujarnya.
- 1
- 2