Panen Raya di Garut Berpotensi Turunkan Harga Cabai Rawit

Harga cabai rawit saat ini berkisar Rp 85 hingga Rp 90 ribu per kilogram. Panen raya di Garut diperkirakan mampu menekan harga cabai rawit ke angka Rp 65 ribu per kilogram.

Ari Syahril Ramadhan
Senin, 05 April 2021 | 14:12 WIB
Panen Raya di Garut Berpotensi Turunkan Harga Cabai Rawit
ILUSTRASI. Pedagang sayur melayani pembeli cabai rawit di Pasar Induk Rau Serang, Banten, beberapa waktu lalu. [ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman]

SuaraJabar.id - Kabupaten Garut akan panen raya cabai rawit pada April dan Mei 2021 ini. Panen raya kali ini berpotensi menghasilkan 4 ribu ton cabai rawit yang diprediksi dapat menekan harga cabai rawit hingga Rp 65 ribu per kilogram.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut Beni Yoga mengatakan, panen raya diperkirakan dapat mengendalikan harga cabai rawit dan memenuhi kebutuhan pasar saat Ramadan maupun hari raya Lebaran.

"April dan Mei potensinya sekitar 4 ribuan ton cabai rawit, itu diperkirakan akan terjadi surplus untuk Garut," kata Beni Yoga di Garut, Senin (5/4/2021).

Ia menuturkan luas lahan tanaman cabai yang akan panen pada April minggu ketiga seluas 700 hektare dan Mei minggu pertama dari lahan seluas 750 hektare tersebar di beberapa kecamatan.

Baca Juga:Jelang Ramadan, Ustaz Riza Muhammad Perbanyak Ibadah Sunah

Hasil panen cabai di lahan itu, kata dia, akan mengendalikan harga cabai lebih murah di kisaran Rp 65 ribu per kilogram, di pasaran saat ini masih tinggi di kisaran Rp 80 ribu per kilogram.

"Insya Allah kalau nanti panen itu bisa di Rp 65 ribu, setidaknya bisa lebih murah daripada sekarang ini masih Rp 80 ribu, bahkan sampai Rp 90 ribu," katanya.

Ia menyampaikan Kabupaten Garut merupakan daerah ketiga pemasok cabai di Jawa Barat setelah Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Bandung yang diperkirakan pada musim panen nanti bisa membantu memenuhi kebutuhan cabai di pasaran saat Ramadhan.

Selama ini terjadinya kenaikan cabai di pasaran, kata Beni, akibat minimnya produksi panen karena faktor cuaca hujan dan juga serangan hama, serta terlambatnya menanam karena sempat terjadi penurunan daya beli akibat Covid-19.

"Harga cabai dulu (darurat Covid-19) sempat anjlok, sehingga petani rugi hingga akhirnya terjadi keterlambatan tanam akibatnya terjadi keterlambatan panen," katanya.

Baca Juga:Soal Salat Tawarih Berjamaah di Masjid, Pemkot Bandung Tunggu Arahan Pusat

Namun sisi lain adanya kenaikan cabai di pasaran, kata Beni, telah memberikan keuntungan yang cukup bagus bagi petani karena nilai jual yang tinggi.

"Petani di musim sebelumnya mengalami harga yang cukup buruk, sekarang harga cukup tinggi," katanya. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini