Jangan Dulu Putus Cinta di Masa Pandemi Covid-19, Ini Sebabnya

Sementara dari segi kesehatan jiwa, seseorang yang galau karena putus cinta, biasanya akan mengalami emosi yang sulit dikontrol dan kerap kali berpikiran negatif.

Ari Syahril Ramadhan
Minggu, 11 April 2021 | 10:53 WIB
Jangan Dulu Putus Cinta di Masa Pandemi Covid-19, Ini Sebabnya
ilustrasi galau. (Pexels/RODNAE Productions)

Meningkatkan ibadah juga merupakan salah satu cara yang tergolong ampuh, saat galau dan putus cinta melanda. Sebab, dengan berdoa dan beribadah, akan memberikan rasa tentram.

4. Bercerita pada orang yang bisa membawa pemikiran positif

Bercerita kepada seseorang yang kita percaya, mungkin bisa menjadi salah satu solusi saat merasa galau karena putus cinta. Sebab, dengan bercerita kepada seseorang, perasaan akan sedikit lebih lega. Tak jarang juga kita akan mendapatkan nasehat dan masukkan dari orang yang kita aja bercerita.

5. Menyibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat

Baca Juga:Ingin Putus dengan Pasangan? Ini 5 Tips Anti Galau dan Cemas

Salah satu langkah yang bisa dilakukan oleh orang yang dilanda rasa galau karena putus cinta, yakni dengan menyibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat. Hal tersebut dinilai perlu untuk dilakukan, guna mengantisipasi munculnya pemikiran negatif.

6. Kembangkan relasi dengan orang lain

Selain langkah-langkah diatas, saat seseorang dilanda galau dan putus cinta, baiknya mencoba berinteraksi dengan orang banyak. Hal tersebut bertujuan untuk menjernihkan pikiran, dan melupakan permasalahan yang terjadi.

Ningsih juga menghimbau kepada para remaja, saat rasa galau tiba-tiba menyerang, yang pertama kali harus dilakukan adalah berusaha tenang, dengan menarik napas panjang sampai dirasakan detak jantung yang tadinya berdetak kencang menjadi lebih normal, baru setelah itu coba pecahkan masalah tersebut.

"Jika dalam beberapa hari, minggu, atau bahkan bulan rasa galau itu tetap muncul dan mengganggu aktivitas kita sehari-hari, baiknya datang ke layanan kesehatan untuk berkonsultasi dengan orang yang lebih ahli, seperti dokter, psikiater, atau psikolog," tutupnya.

Baca Juga:Wamen LHK Sebut Konsep Forest Healing Berikan Kontribusi Bagi Kesehatan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak