Masa keemasan Radio Unasko terjadi pada periode tahun 1974-1990-an. Arah jangkauannya cenderung ke arah barat, seperti Cililin hingga perbatasan Cianjur dengan Kabupaten Bandung saat itu di Rajamandala, yang kini masuk daerah Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Tahun 2004 atau tiga tahun setelah Cimahi menjadi kota mandiri, radio tersebut masih mengudara. Hanya memang pendengarnya sudah tak seperti dulu lagi.
"Akhirnya ada pihak yang akuisisi dan digabung dengan radio dari Jakarta. Jadi sebetulnya engga berhenti, tapi digabung dan berubah nama," katanya.
Setelah tak terdengar, kini Radio Unasko kembali mengudara ditangan Seno Brotokumo. Ia mengaktifkan kembali bendera Unasko sejak Januari 2021.
Baca Juga:Peringati Hari Buruh, SBSI DIY Soroti Perlindungan Pekerja di Masa Pandemi
Rumah sederhana di Kelurahan Setiamanah, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi Seno sulap menjadi sebuah studio radio. Sebagai warga lokal Cimahi, dirinya ingin membuat sesuatu yang membanggakan kota kecil ini.
Gayung bersambut saat kakaknya yang merupakan salah satu pendiri Unasko memintanya untuk mengaktifkan kembali Radio bersejarah itu.
Untuk menghidupkan kembali Radio Unasko, awalnya ada beberapa hal yang membuatnya sempat berpikir dua kali. Yakni dari sisi bisnis, mengingat tren pendengar radio saat ini sudah menurun.
"Tapi kan Unasko punya aset, yaitu pendengar yang zaman dulu. Kita optimalkan itu. Tapi karena zaman sudah berubah, kita buat radio biasa sama ada yang streamingnya. Frekuensinya tetap sama," tukasnya.
Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki
Baca Juga:Larangan Mudik Lebaran, Kereta Lokal Bandung Raya Tetap Beroperasi