Daging Kerbau Beku asal India Hilang dari Pasaran, Ada Permainan?

Daging kerbau beku asal India seharusnya bisa menjadi alternatif ketika harga daging sapi segar mengalami kenaikan.

Ari Syahril Ramadhan
Rabu, 05 Mei 2021 | 08:00 WIB
Daging Kerbau Beku asal India Hilang dari Pasaran, Ada Permainan?
ILUSTRASI penjual daging sapi. [Suara.com/Tuntun Siallagan]

SuaraJabar.id - Daging frozen khususnya daging kerbau beku impor India menghilang di pasaran di Kota Cimahi selama bulan Ramadhan dan mendekati lebaran ini. Padahal daging kerbau beku ini bisa menjadi alternatif sumber protein yang relatif murah ketimbang daging sapi segar.

Seperti yang terpantau di Pasar Atas Baru, Kota Cimahi pada Selasa (4/5/2021). Nyaris semua pedagang tak menjajakan daging beku asal India di lapak dagangan mereka.

"Kalau sebelum puasa, saya jual. Cuma pas puasa ini gak jual karena kurang pembelinya. Terus harganya juga naik," ujar Suryana (57), salah seorang penjual daging.

Kini, terang dia, harga daging frozen impor India sudah mencapai Rp 105 ribu per kilogram. Harganya mengikuti daging sapi segar yang memang sudah naik sejak awal Ramadhan ini.

Baca Juga:Nestapa Honorer Jelang Lebaran, Tak Dapat THR hingga Putus Kontrak

"Biasanya kan Rp 80 ribu per kilogram. Sekarang udah Rp 105 ribu per kilogram. Harganya gak wajar," tedang Suryana.

Salah seorang pengusaha rumah potong hewat asal Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Ahmad Baehaqi Al-Abrori mengatakan, keberadaan kerbau asal India itu memang merusak harga daging yang sudah terbentuk di pasaran.

"Harga frozen India ini standarnya Rp 80 ribu, maksimal 90 ribu. Ini sudah Rp 100 ribu lebih, mengikuti harga pasar daging fress. Kan kurang ajar," kata Ahmad. .

Pengusaha "jagal" hewan yang juga menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) Jawa Barat itu mengatakan, awalnya kebijakan impor kerbau asal India tersebut memang untuk menstabilkan harga daging sapi yang cenderung terus naik.

Namun menurut Ahmad, tujuan itu gagal. Saat ini terdapat kecenderungan harga daging kerbau dari India naik menyesuaikan harga daging sapi yang ada di pasaran. Bukan lagi sebagai penjaga ketersediaan maupun harga, namun malah ikut bermain peran.

Baca Juga:Jelang Lebaran, Tasikmalaya dan Bandung Barat Masuk Zona Merah Covid-19

"Daging India yang harusnya jadi bumper stok dan bumper fresh, jadi ketika daging naik di pasaran frozen India ini harusnya tetap stabil. Ini malah ikut naik, menari-nari harganya. Ini ada yang memainkan," sebut Ahmad.

Dengan berbagai dinamika harga daging jelang lebaran ini, pihaknya mendesak pemerintah segera mengadakan kontrol terhadap distribusi daging frozen yang seharusnya sebagai kontrol harga.

"Hal ini penting agar harganya tidak ikut bergerak bersamaan harga daging fresh yang sedang naik," ucap Ahmad.

Kemudian kata dia, mendesak pemerintah untuk secepatnya mengadakan kontrol terhadap distribusi daging beku yang seharusnya sebagai kontrol harga. Hal ini penting agar harganya tidak ikut bergerak bersamaan harga daging fresh yang sedang naik.

"Meninjau ulang peran BUMN sebagai rantai pasar pengadaan, karena hanya menambah beban harga di tingkat konsumen. Sedang pemerintah penting untuk melindungi kepentingan konsumen untuk mendapatkan harga yang wajar dan terjangkau," sebutnya.

Kemudian yang tak kalah penting, kata dia, pemerintah harus menyelidiki dan mencegah kemungkinan distributor besar dan menengah, yang notabene mempunyai permodalan dan gudang yang kuat, bertindak monopoli dan kartel harga. Terutama daging dari India yang masih mempunyai ruang untuk sumber daging murah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak