Terkait ritual ke hutan, Uyeng pun mengungkapkan, para anggota aliran sesat rambut merah mengaku penat melihat orang-orang sekitar yang menjalankan shalat dan puasa, tapi selalu menebar kebencian, iri, dan dengki.
“Makanya mereka pergi ke hutan dengan alasan menenangkan diri dan menjauhkan diri dari sifat iri dan benci,” ungkapnya.
Beruntung, keberadaan aliran tersebut segera dimediasi oleh Kades dan MUI Desa Bojong berdasarkan laporan warga pada Bhabinkamtibmas dan Babinsa setempat.
Akhirnya, semua anggota aliran sesat rambut merah pun langsung dilakukan pembinaan serta pencegahan di Aula Desa Bojong, Jumat (21/5/2021).
Baca Juga:MUI Sukabumi: Geng Motor Harus Angkat Kaki!
Usai dilakukan pembinaan dan kembali mengucapkan ikrar dua kalimat syahadat, 9 anggota aliran sesat rambut merah pun telah kembali pada ajaran Islam.
Namun sayang, seluruh anggota tersebut enggan untuk diwawancarai media dan langsung terburu-buru pergi.
Sekretaris MUI Desa Bojong, H Insan Budiman mengatakan, bahwa mereka pada dasarnya paham masalah keagamaan, namun karena malas, sehingga membuat pemahaman baru.
“Mereka menyadari telah berbuat khilaf. Adapun lebih jauh setelah kami konfirmasi dan tanyakan terkait aliran ini, ternyata mereka mengaku tidak mau melaksanakan shalat hanya karena malas dan jenuh,” ujar Insan.
Baca Juga:Astagfirullah! Mayat Bayi Baru Lahir Ditemukan di Dekat Villa Cianjur