SuaraJabar.id - DPD Partai Golkar Kabupaten Bandung Barat (KBB) diguncang isu keretakan. Isu tersebut menyeruak seiring ramainya pamflet berisikan seruan menyelamatkan partai berlambang beringin itu di KBB.
Pamflet yang memajang foto profil dan bertuliskan "Save Golkar KBB" itupun viral di media sosial. Selain itu, tampak tulisan lain dengan ukuran lebih kecil "Presidium Penyelamat Partai Golkar KBB".
Tersebarnya pamflet seruan menyelamatkan partai Golkar itu ternyata merupakan buntut dari polemik pemilihan ketua DPD Golkar KBB pada Musyawarah Daerah (Musda) IV 30 Agustus 2020.
Saat itu, sejumlah kader dari sedikitnya 13 pengurus kecamatan menolak hasil pemilihan Ketua DPD yang memenangkan Fery Pamawisa. Pasalnya, berdasarkan hasil verifikasi Fery dianggap tak memenuhi syarat sebagai ketua.
Baca Juga:Sonya Fatmala "Goda" Hengky Kurniawan Bangun Ini di Bandung Barat
Polimik pemilihan kedua DPD Golkar ternyata belum usai disitu. Sengketa hasil Musda IV harus dibawa hingga Mahkamah Partai Golkar. Bahkan sampai saat ini masih hasilnya belum juga ditetapkan.
Salah satu kader yang ikut mengunggah pamflet tersebut, Deniswara mengatakan, gerakan Save Golkar KBB bertujuan untuk mengajak seluruh kader bersatu lagi.
"Jadi kita ingin kader pengurus di daerah jangan terbawa arus kubu-kubu-an. Kita kan satu keluarga jangan sampai karena beda dukungan calon ketua, saling nyanyi. Bagaimana bisa besar Golkar," paparnya.
Denis tak menampik bahwa perselisihan pemilihan DPD berdampak pada terbelahnya Partai Golkar KBB. Bahkan ini meruncing jadi permusuhan. Oleh karena itu, pamflet tersebut jadi seruan bagi kader untuk bersatu lagi.
"Justru yang harus jadi musuh itu diluar partai. Masa dengan kubu sendiri saling musuhi atau saling blok-blokkan," jelas Denis.
Baca Juga:Pilpres 2024, Golkar Solid Usung Airlangga Hartarto
Berbeda dengan Denis, Juru Bicara Ketua Forum Pengurus Kecamatan (PK) Golkar KBB, Doni Ramlan justru mempertanyakan kampanye Save Partai Golkar KBB. Menurutnya, saat ini Golkar masih baik-baik saja.
Adapun soal sengketa hasil Musda, semua kader sama-sama menunggu putusan mahkamah partai.
"Kalau menurut saya itu hak kader mau bikin apapun. Tapi menurut saya tidak perlu ada Save Partai Golkar, karena saat ini partai Golkar KBB baik-baik saja," bebernya.
Doni tak memungkiri setelah pemilihan ketua DPD, kader Golkar terbelah. Namun kondisi itu tak lantas bisa disimpulkan bahwa partai berlambang beringin ini dalam ancaman bahaya sehingga perlu diselamatkan.
Ia menilai perbedaan pendapat dan pilihan dalam partai merupakan hal yang lumrah. Golkar telah terbiasa dengan kondisi ini dan tak perlu dijadikan suatu ancaman atau hal yang dikhawatirkan.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kedua DPD Golkar KBB, Feri mengaku belum tahu tujuan gerakan "Save Partai Golkar KBB". Dalam waktu dekat pihaknya akan menyelediki dan mempertahankan maksud kampanye tersebut.
"Sebenernya saya gak tau gerakan ini sebetulnya apa, tapi yang setahu saya memang ada beberapa kader yang ikut. Nanti kita akan tanyakan," ujarnya.
Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki