Brand Outdoor Bandung Ini Sukses Raup Omzet Ratusan Juta dari Jualan di Marketplace

Terkini rata-rata omzet per bulan yang didapat dari berjualan daring sebesar Rp 300 juta.

Ari Syahril Ramadhan
Kamis, 10 Juni 2021 | 16:32 WIB
Brand Outdoor Bandung Ini Sukses Raup Omzet Ratusan Juta dari Jualan di Marketplace
Ekki Veby Krismawan, owner Explore Store Project. Dalam sebulan, brand produk outdoor ini mampu meraup omzet ratusan juta dari berjualan di market place. [Suara.com/Aminuddin]

SuaraJabar.id - Flatform jualan daring benar-benar dimanfaatkan Ekki Veby Krismawan, 27 tahun. Pria asal Kabupaten Bandung ini meraup untung hingga ratusan juta rupiah per bulan hasil dari berniaga daring.

Ekki merupakan pemilik brand produk peralatan gunung alias outdoor, Explore Store Project. Brand itu memproduksi sekaligus memasarkan aneka peralatan untuk hiking ataupun sekedar camping, semisal tenda, hammock, jaket dan flysheet.

Suara.com berkesempatan berkunjung ke gudang penyimpanan produk outdoor milik Ekki yang berlokasi di Cangkuang, Kabupaten Bandung baru-baru ini.

Aneka produk outdoor tertata rapi di rak penyimpanan bertingkat berbentuk L. Ukuran rak itu sekitar 5x3 meter dengan tinggi sekitar 1,5 meter. Di sisi sebelah kiri ruangan itu, berjejer 3 komputer yang tertata di atas meja kerja.

Baca Juga:Warga Panik, Gunung Setan Terbakar Siang Bolong

"Ini hasil QC (Quality Control), kita simpan di rak penyimpanan dan habis ini dipacking untuk kemudian dikirim ke konsumen," ucap Ekki kepada SuaraJabar.id.

Ekki mengaku memaksimalkan jualan daring dengan memanfaatkan flatform market place seperti Shopee, Tokopedia, Blibli, hingga Bukalapak.

"Saat ini penjualan terbanyak di Shopee dan Tokopedia," bebernya.

Tidak mudah bagi Ekki untuk memulai berjualan daring. Ia mulai menjalankan bisnisnya sejak 2015, silam. Setahun kemudian, Ekki tertarik untuk mencoba peruntungan dengan menjajaki pasar daring.

Toko yang ia pupuk di market place tidak serta merta langsung ramai pembeli. Untuk mendapatkan orderan memang cukup sulit saat awal-awal membuka lapak di market place.

Baca Juga:Guntur Triaji Antusias Lakoni Uji Coba Tira Persikabo Kontra Persib

Namun, seiring berjalannya waktu, perlahan usahanya mulai berkembang dan konsumen pun mulai berdatangan.

Sarjana lulusan Administrasi Negara, Universitas Pasundan itu mengatakan, terkini rata-rata omzet per bulan yang didapat dari berjualan daring sebesar Rp 300 juta.

"Kenapa jualan barang outdoor, karena basic saya memang suka hiking. Saya dulu berangkat ke gunung dengan perlengkapan pas-pasan, lihat orang alatnya bagus-bagus, mau beli gak ada uang, jadi kepikiran buat produksi dulu lalu dijual," ucapnya.

Ekki mengaku memulai bisnis produksi alat-alat outdoor tidak dengan modal besar. Ia bersama tiga rekannya memutuskan untuk patungan guna mengumpulkan modal awal produksi alat outdoor.

Kala itu, uang yang terkumpul sebanyak Rp 500 ribu, lantas dipakai untuk kebutuhan produksi hammock atau ayunan berbahan kain yang memang mulai ramai kala itu.

Tak disangka-sangka, respon pembeli cukup bagus. Bahkan hammock bikinan Ekki dan rekannnya itu langsung ludes diserbu pembeli.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini