Gara-gara Rentenir, Satu Kampung di Bandung Di-Lockdown

Padahal kampung tersebut bisa dibilang salah satu wilayah yang terpencil dan jarang terjamah orang luar.

Ari Syahril Ramadhan
Selasa, 22 Juni 2021 | 10:30 WIB
Gara-gara Rentenir, Satu Kampung di Bandung Di-Lockdown
ILUSTRASI lockdown. [ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif]

SuaraJabar.id - Puskesmas Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB) menyebutkan, aktivitas bank emok atau rentenir yang kerap mengumpulkan warga menjadi salah satu penyebab cepatnya penularan COVID-19 di Desa Mekarjaya, Kecamatan Cikalongwetan.

Hal tersebut didapat berdasarkan hasil tracing dan tracking yang dilakukan pihak Puskesmas atas temuan puluhan warga di RT 02, 03, dan 04 RW 14 Desa Mekarjaya yang terkonfirmasi positif COVID-19.

"Aktivitas bank emok ternyata turut berperan dalam penyebaran, karena kumpul-kumpul dari rumah ke rumah. Akhirnya kami sepakati dalam 12 hari kedepan tidak boleh ada yang masuk atau keluar wilayah tersebut," ungkap Kepala Puskesmas Cikalongwetan Ifah Syarifah saat dihubungi, Senin (21/6/2021).

Sebelumnya, di wilayah tersebut muncul kluster jenguk orang sakit. Saat ini jumlah keseluruhan warga yang dinyatakan positif sebanyak 41 orang usai menjenguk orang sakit.

Baca Juga:Ya Ampun, Kasus Covid-19 Bogor Terus Melonjak, 21 RS Rujukan Mulai Penuh

Kluster tersebut muncul setelah seorang warga yang jatuh sakit lalu dijenguk oleh tetangga dan saudaranya. Setelahnya sejumlah warga mengeluhkan batuk, flu, demam, hingga kehilangan penciuman.

Dikatakan Ifah, aktivitas Bank Emok disebut memperparah penularan COVID-19 di Desa Mekarajaya lantaran pihaknya merasa curiga terhadap pola penyebaran COVID-19 dari warga satu ke warga lainnya amat cepat.

Padahal kampung tersebut bisa dibilang salah satu wilayah yang terpencil dan jarang terjamah orang luar.

"Kami juga heran lokasi nya terpencil sekali tapi kok bisa sebanyak itu yang terpapar. Memang bank emok itu banyak sekali. Dalam kondisi seperti ini (pandemi COVID-19) harus jadi perhatian," bebernya.

Kondisi itu juga ternyata berkaitan dengan disiplin warga setempat dalam menerapkan protokol kesehatan. Sejauh ini warga dinilai cenderung abai prokes dan menganggap remeh pandemi COVID-19.

Baca Juga:Tubuh Wanita di Batam Mati Rasa Sebelah usai Divaksin, Ini Kata Dinkes

"Tapi alhamdulillah akhirnya setelah kita bagikan masker ke warga mereka mau patuh juga pakai masker, karena sebelumnya memang agak abai masker," bebernya.

Mereka yang dinyatakan positif COVID-19 saat ini sedang menjalani isolasi mandiri lantaran hanya menunjukkan gejala ringan. Pihaknya tetap memberikan treatment untuk warga yang bergejala tersebut.

"Hampir semua bergejala namun kategori ringan. Hari ini kami pantau sambil memberikan terapi untuk yang bergejala," tandasnya.

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini