Punya Aura Mistis, Batu Goong Ini Tak Bisa Dipindahkan sejak Zaman Penjajahan

Dari cerita orang tuanya, lokasi batu goong pada waktu-waktu tertentu seperti malam Kliwon atau Pahing, pernah mendengar suara gamelan. Padahal lokasi itu merupakan hutan.

Ari Syahril Ramadhan
Kamis, 24 Juni 2021 | 18:30 WIB
Punya Aura Mistis, Batu Goong Ini Tak Bisa Dipindahkan sejak Zaman Penjajahan
Salah seorang warga setempat saat menujukan posisi Batu Goong yang ada di Jalan Yos Sudarso, tepatnya di Lingkungan Lebak, Kelurahan/Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis. [Foto: Eli Suherli/HR Online]

SuaraJabar.id - Lokasinya berada di dekat situs Sumur Bandung di RT. 04, RW. 13, Lingkungan Lebak, Kelurahan/Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis. Bentuknya juga unik, menyerupai gamelan goong.

Warga sekitar pun menyebutnya Batu Goong. Warga meyakini, batu tersebut memiliki aura magis yang sangat kental.

Buktinya adalah, tak ada seorang pun yang mampu memindahkan batu tersebiut. Sejak zaman Kolonial Belanda, siapa pun yang mencoba memindahkan batu tersebut dipastikan gagal.

Nono Nuryono, salah seorang warga RW setempat mengatakan, sepengetahuannya dan juga menurut cerita dari orang tua terdahulu, batu yang mirip gamelan goong itu tertanam di lokasi dekat dengan Sumur Bandung.

Baca Juga:Jahil! Pedagang Iseng Gunting Plastik Es Batu, Bikin Tangan Bocah Seketika Mati Rasa

“Entah kenapa batu goong tersebut berada dekat lokasi Sumur Bandung. Yang pasti, batu itu dari dulu tidak pernah berpindah tempat, bahkan tidak ada satupun yang bisa memindahkannya,” ungkap Nono kepada HR Online-jejaring Suara.com, baru-baru ini.

Sebelum banyak bangunan rumah, lanjut Nono, lokasi sekitar keberadaan batu goong peninggalan penjajah itu suasananya angker. Sehingga, tidak banyak orang yang berani untuk melewati lokasi tersebut.

Karena dulu masih rimbun pepohonan, dan hanya ada jalan setapak sebagai jalan menuju Sumur Bandung untuk mengambil air.

Bahkan, dari cerita orang tuanya, lokasi batu goong pada waktu-waktu tertentu seperti malam Kliwon atau Pahing, pernah mendengar suara gamelan. Padahal lokasi itu merupakan hutan.

“Dulu suara gamelan yang sering terdengar pada malam Kliwon dan Pahing. Karena jaman sudah berubah, sekarang tidak terdengar lagi, dan kejadian tersebut sekitar tahun 60-an, waktu saya masih kecil,” tuturnya.

Baca Juga:Lakukan Hal Ini ke Plastik Es Batu, Viral Aksi Penjual Bikin Tangan Bocah Ngilu

Kemudian keanehan lainnya juga pernah terjadi dan Nono pun menyaksikannya, yaitu ketika pihak Museum Kerajaan Galuh meminta untuk memindahkan batu goong tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak