Tak Kuat Ladeni Pandei COVID-19, Hotel dan Restoran di Bandung Ini Gulung Tikar

"Kalo karyawan itu kerja hari ini untuk makan besok, pendapatan minim belum tentu punya tabungan," kata Wakil Ketua PHRI Bandung Barat.

Ari Syahril Ramadhan
Minggu, 04 Juli 2021 | 12:50 WIB
Tak Kuat Ladeni Pandei COVID-19, Hotel dan Restoran di Bandung Ini Gulung Tikar
ILUSTRASI-Restoran di Bandar Lampung disegel. Sepanjang pandemi COVID-19, banyak restoran dan hotel yang kelimpungan akibat terdampak kebijakan pembatasan sosial. [ANTARA]

SuaraJabar.id - Pandemi COVID-19 yang berkepanjangan membuat industri perhotelan dan restoran di Kabupaten Bandung Barat (KBB) bertumbangan.

Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) KBB Eko Suprianto mengungkapkan, ada sekitar 10 hotel, penginapan hingga restoran yang harus gulung tikar akibat hantaman pandemi COVID-19 yang mewabah sejak tahun 2020 lalu.

"Ada sekitar 10 kalau (hotel) sama restoran. Iya gak bisa menanggung beban operasional," ungkap Eko saat dihubungi Suara.com, Minggu (4/7/2021).

Dikatakannya, tumbangnya hotel dan restoran tersebut dikarenakan beban operasional yang tetap tinggi, sementara pemasukan cenderung tak sebanding selama pandemi COVID-19.

Baca Juga:Pilkades di 49 Desa di Kabupaten Bandung Mundur karena PPKM Darurat

Kondisi restoran dan perhotelan di KBB kian terdampak dengan adanya kebijakan penutupan objek wisata selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat hingga dua pekan ke depan.

Untuk hotel dan restoran memang masih diperbolehkan untuk buka, namun dengan adanya penutupan objek wisata ini, kata Eko, dampaknya sangat terasa. Khususnya hotel dan penginapan.

"Sepi, dan ada beberapa yang tutup sementara," ucap Eko.

Agar sektor perhotelan dan restoran tetap bertahan ditengah situasi yang berkepanjangan ini, ungkap Eko, di antaranya dengan pengurangan tenaga kerja hingga penutupan operasional jika kondisinya tidak memungkinkan. Seperti ketika ada kebijakan PPKM Darurat.

Kondisi ini memang cukup berat bagi pengusaha. Namun, lanjut Eko, justru dampak terbesarnya sangat dirasakan para karyawan. Di KBB, ada sekitar 4.700 karyawan yang tergabung dalam PHRI.

Baca Juga:PPKM Mulai Diberlakukan, Robert Berharap Latihan Mandiri Persib Lancar

"Paling yang kerja cuma 10 persen untuk pemeliharaan. Kalo karyawan itu kerja hari ini untuk makan besok, pendapatan minim belum tentu punya tabungan," beber Eko.

Meski memberatkan, pihaknya tetap mendukung dengan kebijakan yang dibuat pemerintah. Pihaknya berharap penularan COVID-19 ini bisa dikendalikan dengan kebijakan terbaru ini.

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini