SuaraJabar.id - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberi tanggapan soal adanya vaksin berbayar yang ditawarkan oleh PT Kimia Farma TBK baik kepada perusahaan atau individu.
Menurut Ridwan Kamil, pada dasarnya vaksin yang digencarkan distribusinya untuk penanganan COVID-19 itu disediakan 100 persen gratis untuk masyarakat.
Dalam konferensi pers virtual yang berlangsung Rabu (14/7/21), Ridwan Kamil memberi respon atas tanda tanya yang timbul saat munculnya penawaran vaksin berbayar yang dibandrol dengan harga Rp 439.570 perdosis sehingga masyarakat yang hendak membeli harus menyiapkan uang sebesar Rp 879.140.
Disampaikan oleh Ridwan Kamil, vaksin yang disediakan memang seharusnya gratis dan dikelola oleh pemerintah supaya tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Baca Juga:Kanselir Jerman Tidak Akan Wajibkan Program Vaksin Covid-19 ke Warganya
“Pada dasarnya, seharusnya vaksin itu 100 persen gratis, tapi dikelola oleh negara sehingga tidak dimanfaatkan oleh mereka-mereka dengan cara yang kurang bertanggung jawab,” ujar Ridwan Kamil.
Meski Ridwan Kamil mengklaim bahwa vaksin memang sudah disediakan secara gratis oleh pemerintah, namun Ridwan Kamil tetap menegaskan bahwa adanya vaksin berbayar bukan merupakan hal yang kontroversial.
Menurutnya, penawaran vaksin berbayar itu merupakan salah satu bentuk upaya percepatan vaksinasi dan hal itu didukung oleh pemerintah.
“Semua upaya untuk mempercepat vaksinasi kita dukung,” kata Ridwan Kamil.
Penjualan vaksin berbayar pun dianggap sebagai suatu hal yang wajar karena untuk mendapatkan vaksin gratis, masyarakat diharuskan menunggu antrian yang kerap kali dengan jangka waktu yang tidak menentu.
Biaya yang dikeluarkan untuk vaksin berbayar itu bisa diibaratkan seperti membeli jadwal vaksin sendiri sehingga yang membeli tidak perlu menunggu antrian.
Baca Juga:Menkes Budi Buka Suara soal Vaksin Berbayar: Pure Business to Business
“Kalau mau gratis, ikut antrian di program-program pemerintah. Kalau tidak mau antri bisa membayar mungkin di tempat-tempat yang menyediakan, seperti dulu PCR gratis harus ikut antrian, kalau tidak ya atur sendiri,” tukas Ridwan Kamil.
- 1
- 2