-
Bupati Bogor menegaskan bahwa kemakmuran Masjid Raya Nurul Wathon memerlukan kolaborasi erat antara pemerintah sebagai pembangun fisik dengan ulama serta masyarakat sebagai penggerak spiritualitas dan penghidup kegiatan keagamaan di dalamnya.
-
Masjid Raya Nurul Wathon akan diaktifkan melalui berbagai program kajian rutin dan pengajian nasional pada Januari 2026 guna memperkuat syiar Islam sekaligus menjadi pusat kegiatan bagi seluruh organisasi keagamaan.
-
Refleksi akhir tahun di Masjid Nurul Wathon menjadi momentum penting untuk mempererat silaturahmi lintas elemen masyarakat, memperkuat ukhuwah Islamiyah, serta menjaga semangat kebersamaan dalam keberagaman di wilayah Kabupaten Bogor.
SuaraJabar.id - Suasana berbeda menyelimuti kawasan Pakansari, Cibinong, pada Jumat (26/12/2025) sore hingga malam.
Jika biasanya akhir tahun identik dengan panggung hiburan, kembang api, dan euforia berlebihan, Pemerintah Kabupaten Bogor memilih jalan sunyi namun penuh makna.
Bupati Bogor Rudy Susmanto bersama Wakil Bupati Ade Ruhandi (Jaro Ade) menutup lembaran tahun 2025 dengan menggelar Refleksi Akhir Tahun yang menyentuh hati.
Bertempat di Masjid Raya Pakansari atau Masjid Raya Nurul Wathon, ribuan warga, alim ulama, dan tokoh masyarakat berkumpul bukan untuk berpesta, melainkan untuk bermuhasabah.
Baca Juga:Tragedi 'Lobang Sarwee' Gunung Guruh Cigudeg Diduga Makan Korban Jiwa, Benarkah?
Acara ini semakin istimewa dengan kehadiran pendakwah kondang, Gus Miftah, yang memberikan siraman rohani tentang pentingnya persatuan dan kepedulian sosial.
Langkah Pemkab Bogor ini dinilai sebagai terobosan positif yang membumi. Di tengah tantangan ekonomi dan sosial, empati menjadi kunci.
Sebanyak 1.200 anak yatim dan lansia dihadirkan sebagai tamu kehormatan untuk menerima santunan. Ini adalah simbol bahwa kebijakan pemerintah daerah harus selalu berpihak pada mereka yang rentan.
Bupati Rudy Susmanto menegaskan bahwa pilihan konsep acara ini adalah bentuk ikhtiar batiniah seorang pemimpin.
“Menutup akhir tahun 2025, kami memilih berkumpul dan berdoa bersama seluruh masyarakat Kabupaten Bogor. Ini adalah bentuk ikhtiar batin, memohon rida Allah SWT agar Bogor senantiasa dalam lindungan-Nya,” ujar Rudy di hadapan ribuan jemaah.
Baca Juga:Viral 'Kampung Terpal Biru' di Gunung Guruh Bogor, Publik Colek Dedi Mulyadi hingga Rudy Susmanto
Dalam momen refleksi tersebut, Rudy tidak hanya memaparkan keberhasilan, tetapi juga berani mengakui kekurangan. Sepanjang 2025, percepatan pembangunan infrastruktur, penurunan angka kemiskinan, dan akses pendidikan memang telah digenjot, namun ia menyadari hal itu belum sempurna.
“Kami sadar, masih banyak kekurangan. Infrastruktur belum sepenuhnya tuntas, kemiskinan baru bisa ditekan belum dituntaskan, fasilitas pendidikan juga masih dalam proses. Karena itu, refleksi akhir tahun ini bukan untuk membanggakan capaian, melainkan untuk bermuhasabah,” ungkapnya.