SuaraJabar.id - Jalan ABC merupakan salah satu pusat kegiatan ekonomi di Kota Bandung. Jalan ini sangat identik dengan penjual barang elektronik dan barang vintage seperti kamera analog, kacamata, jam tangan, hingga street food di sisi jalan.
Geliat ekonomi di Jalan ABC sudah dimulai sejak Indonesia belum merdeka. Pada 1892, jalan ini dikenal dengan nama ABC Straat.
Nama ABC Straat sendiri terdapat pada Map of Bandoeng, scale 1:25.000. Data tersebut terdapat dalam buku Bandoeng: the Mountain City of Netherlands India (1892).
Tak heran, suasana di Jalan ABC masih kental dengan atmosfer era kolonial. Terutama dari bangunan lama yang masih dipertahankan keasliannya, seperti Toko Raharjo Lighting yang dibuat pada tahun 1910-1920 dan Toko Bintang mas yang sampai saat ini masih aktif digunakan.
Baca Juga:Pelatih Persib Beri Imbauan Tegas pada Pemain, Ada Apa?
Akan tetapi, beberapa bangunan tampak sudah tidak terawat. Berdasarkan data lembaga pelestarian Bandung Heritage, pada tahun 1997, di Jalan ABC terdapat dua lokasi bangunan yang seharusnya dilestarikan.
Di antaranya adalah pertokoan Kodros, saat ini dalam kondisi tidak terurus dan berlokasi di Jalan ABC No. 1, 3, 5, 7, 9, yang dibuat pada tahun 1910 dan berfungsi sebagai ruko gandeng.
Toponimi jalan itu berawal dari tempat bermukimnya 3 etnis utama, yakni Arabieren (A), Boemipoetra (B), Chineezen (C), kawasan ini kemudian diberi nama ABC.
Kondisi ini yang menjadi pembeda dengan penamaan jalan-jalan lain di Kota Bandung, yang biasanya diambil dari nama salah seorang tokoh Jawa Barat.
Jalan ABC Terletak dekat dengan Pasar Baru Trade Center juga merupakan jalan tembusan dari Jalan Otto Iskandardinata sampai ke Jalan Banceuy.
Baca Juga:Penutupan Objek Wisata di Lembang Bikin Pengusaha Tahu Susu Ketar-ketir
Nuansa jalan ikonis Kota Bandung tempo dahulu serta identitas kuat sebagai salah satu pusat perdagangan barang elektronik terjangkau, menjadikan Jalan ABC bertahan di tengah gerusan arus ekonomi digital.