BMKG menggunakan data rekaman kejadian petir yang tercatat oleh sensor Direction Finding Antena selama Juli 2021.
Sensor mendeteksi gelombang elektromagnetik dengan frekuensi 10 kHz hingga 200 kHz yang dipancarkan oleh petir dalam kisaran jarak 111 kilometer.
Sinyal yang diterima sensor kemudian dianalisis oleh PCI Card Storm Tracker untuk membedakan jenis petir yang terjadi. Selanjutnya data rekaman kejadian petir diolah dan dianalisis menggunakan program NEXSTORM dan ditampilkan dalam bentuk peta sebaran sambaran petir.
Baca Juga:Pekan Pertama Agustus, 24 Kali Gempa Terjadi di Sumut-Aceh