"Legenda itu lahir setelah Gunung Tangkuban Parahu terbentuk seperti perahu yang terbalik," ucap Bachtiar.
Gunung Tangkuban Parahu pun mulai terbuka untuk dikunjungi ketika jasa perkumpulan penggemar wisata pada zaman kolonial membuat jalan rintisan ke gunung tersebut. Dari sanalah jalan menuju Gunung Tangkuban Parahu mulai bisa diakses.
"Sehingga sampai sekarang, kawah Gunung Tangkuban Parahu dapat dikunjungi dengan sangat mudah dengan menggunakan kendaraan sampai di bibir kawah," kata Bachtiar.
Ia menjelaskan, Gunung Tangkuban Parahu mulai membangun drinya dari Kaldera Gunung Sunda pada 90.000 tahun yang lalu.
Baca Juga:Jelang Libur 17 Agustus, Mobil Pelat B Mulai Padati Jalur Wisata Bandung
Kemudian dalam rentang antara 90.000 - 40.000 tahun yang lalu meletus, sehingga menghasilkan beberapa kawah. Dua si antaranya yang besar yakni Kawah Upas dan Kawah Ratu. Dua kawah yang dampingan, berarah barat-timur.
Bentuk puncak Gunung Tangkuban Parahu seperti perahu yang terbalik lantaran adanya kedua kawah itu yang berdampingan.
Dua kawah inilah yang telah membentuk puncak Gunung Tangkubanparahu menjadi lebar, sekitar 1.550 meter.
"Dua kawah besar yang berdampingan dengan arah barat-timur inilah yang menyebabkan Gunung Tangkuban Parahu dilihat dari selatan seperti perahu yang terbalik," jelas T. Bachtiar.
Artinya, bentuk perahu yang terbalik itu hanya akan terlihat dari arah selatan (Lembang). Sementara dari
utara, Gunung Tangkuban Parahu sama sekali tidak terlihat lantaran terhalang dinding kaldera Gunung Jayagiri.
Baca Juga:Sistem Ganjil Genap Kota Bandung saat PPKM Level 4 Diperpanjang Buat Jalan Lebih Sepi
Sehingga diduga dengan kuat, orang yang pertama kali menggubah legenda Gunung Tangkuban Parahu, dengan tokoh utamanya Sangkuriang dan Dayang Sumbi, pastilah berdiam di selatan gunung sehingga setiap waktu dapat melihat bentuk gunung yang puncaknya rata seperti terpancung.