H. Agus Salim dianggap sebagai penghalang bagi PKI untuk memperoleh massa dari kalangan Sarekat Hijau. Mereka menganggap kehadiran Salim sebagai pengunci organisasi yang sulit untuk dibuka.
Central Sarekat Islam Menyebut PKI Tak Percaya dengan Tuhan
Kelompok Islam dalam organisasi yang diisi oleh para pedagang batik ini, menyebutkan bahwa PKI adalah organisasi haram karena tidak percaya pada Tuhan.
Hal ini disampaikan dalam pidato politik vergadering, para pembicara di sana juga mengajak semua masyarakat agar tidak terayu oleh partai komunis.

Menurut catatan Sarekat Islam dan PKI, vergadering yang dilakukan oleh SI sering memberikan keterangan bahwa PKI sangat berbahaya, dan bisa mengantarkan masyarakat pada semua hal buruk.
Baca Juga:Sudah 16 Kepala Daerah di Jawa Timur Berlabel Koruptor
Namun meskipun ini terus diorasikan di tengah rapat lapangan, tak membuat banyak orang begitu terpengaruh. Bahkan sekitar tahun 1924-1925 PKI memiliki jumlah anggota yang bisa melebihi anggota SI pada tahun 1910.
Sementara yang paling mengejutkan yaitu, terdapat kaum poetihan (terminologi anggota SI pimpinan Tjokroaminoto) yang kemudian berpaling pada gerakan radikal seperti yang dilakukan oleh H. Misbach.
Kini PKI dan Sarekat Islam tinggal sejarah yang perlu diabadikan. Dalam kancah perpolitikan ternyata dua kelompok ini sangat berpengaruh bagi perkembangan politik pada masa mendatang.