Ancam Hancurkan Benteng, Ormas Gibas dan Jawara Geruduk SDN Tugu 2 Tasikmalaya

Ormas Gibas, Jawara dan 3 ormas lainnya mengancam akan segera membongkar benteng yang menghalangi akses jalan menuju sekolah itu.

Ari Syahril Ramadhan
Selasa, 07 September 2021 | 12:46 WIB
Ancam Hancurkan Benteng, Ormas Gibas dan Jawara Geruduk SDN Tugu 2 Tasikmalaya
Massa dari lima ormas di depan benteng yang menghalangi akses jalan SDN 2 Tugu, Kota Tasikmalaya. [HR Online]

SuaraJabar.id - Polemik Sekolah Dasar Negeri (SDN)Tugu 2, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya yang tak lagi memiliki akses jalan usai ditutup benteng setinggi 3 meter yang dibangun pemilik lahan di depan sekolah menyita perhatian publik.

Salah satunya dari lima organisasi masyarakat atau ormasi di Tasikmalaya yakni Gibas, Fortal, Batas, Jawara dan Pepmatas.

Mereka mengaku prihatin karena benteng yang dibangun di akses jalan menuju sekolah itu membuat siswa dan guru sekolah itu harus memutar melewati area pesawahan.

Sebagai bentuk dukungan, lima ormas itu mendatangi SDN 2 Tugu pada Senin (6/9/2021). mereka mengancam akan membongkar benteng tersebut.

Baca Juga:Enam Siswi SMP di Tasikmalaya Diciduk saat Pesta Miras Bersama Dua Pria

Benteng tersebut dibangun pemilik lahan di Jalan SL Tobing, Kota Tasikmalaya.

Mereka datang ke sekolah lantaran merasa terpanggil dan prihatin terhadap guru dan anak-anak sekolah yang harus memutar lewat jalan belakang untuk tiba di sekolah.

Ormas di Tasikmalaya ini juga mengancam akan turun langsung untuk membongkarnya benteng tersebut.

“Jika sampai hari Rabu bagian benteng yang menutup jalan akses ke sekolah SDN Tugu 2 ini tidak juga dibongkar, maka kami yang akan melakukan pembongkaran,” kata Nanang Nurjamil, pembina Ormas di lokasi, Senin (6/9/2021).

Menurut Nanang, pernyataan sikap dari lima ormas di Tasikmalaya tersebut sudah diketahui oleh Camat, Lurah, dan Kapolsek Cihideung.

Baca Juga:Melon Emas Bisa Hasilkan Puluhan Juta dari Lahan 100 Meter Persegi

“Soal katanya adanya tumpang tindih sertifikat kepemilikan, kami tidak akan ikut campur, silakan selesaikan oleh instansi terkait yang berwenang. Bila perlu sampai di Pengadilan silakan ada prosedur hukum untuk itu,” ucapnya.

Nanang juga menegaskan, pihaknya fokus pada tuntutan terkait akses jalan ke sekolah. Karena itu, ia meminta secepatnya benteng yang menutupi akses jalan dibuka dan dibongkar.

“Kasihan para guru dan anak-anak sekolah terpaksa harus lewat jalan belakang berputar cukup jauh melewati sawah dan kuburan. Itu dilakukan untuk bisa masuk ke sekolah,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini