SuaraJabar.id - Kepolisian Republik Indonesia atau Polri memastikan pihaknya selalu waspada terhadap aktifitas pergerakan kelompok-kelompok teroris.
Hal ini disampaikan Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Brigjen Pol Rusdi Hartono. Menurutnya, Polri diperkuat Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri terus melakukam upaya antisipasi dan pengawasan terhadap kelompok teroris di Tanah Air.
"Densus bekerja terus. Terus mengantisipasi, terus memonitor tentang pergerakan kelompok teroris tidak hanya Jamaah Islamiyah saja, juga Jamaah Ansharud Daulah itu," kata Rusdi dikutip dari Antara, Senin (13/9/2021).
Rusdi mengakui, kelompok-kelompok teroris ini masih aktif bergerak di Tanah Air. Sebagaimana diutarakan Pengamat Terorisme Universitas Indonesia Ridlwan Habib.
Baca Juga:Tangkap Abu Rusydan, Pemerintah Harus Waspada Aksi Balasan Kelompok Neo Jemaah Islamiyah
Ridlwan mengingatkan Polri adanya potensi perlawanan dari kelompok JI menyusul ditangkapnya Thoriqudin alias AR di Bekasi, Jumat (10/9/2021).
Menurut Rusdi, masih aktifnya gerakan kelompok teroris tersebut, Tim Densus 88 Antiteror Polri tidak mengendurkan upayanya melakukan pencegahan dan penindakan hukum.
"Semua kelompok radikal kami waspadai. Sekarang Densus juga lebih aktif, melihat gelagat, Densus sudah melakukan penindakan sebagai upaya pencegahan," tutur Rusdi.
Rusdi juga menegaskan, upaya mencegah dan menindak kelompok terorisme tidak bisa mengandalkan Densus sendiri, tapi butuh peran aktif masyarakat ditingkat bawah untuk menjaga wilayahnya menjadi tempat tinggal atau menetapnya anggota kelompok radikal tersebut.
Masyarakat diimbau menerapkan wajib lapor 1x24 jam bagi pendatang baru. Apabila ada kegiatan kelompok yang mencurigakan dapat segara melaporkan ke kepolisian terdekat.
Baca Juga:Sekjen PBB Beri Pesan Menyentuh: Ini Hari Suram
"Masalah radikalisme tidak bisa hanya dituntaskan oleh Densus, yang peting sekali peran serta masyarakat, apabila ada dalam lingkungan mereka ada kelompok-kelompok tertentu mencurigakan segera melaporkan ke kepolisian setempat supaya ditindaklanjuti," ujarnya.
Selain itu kalau banyak beredar di media sosial ajaran-ajaran yang cenderung menimbulkan kekerasan, intoleran tidak usah disimak.
"Ini jadi bagian peran serta masyarakat," ucap Rusdi.
Sebelumnya, Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap empat tersangka teroris di wilayah Bekasi dan Jakarta Barat. Keempatnya berinisial MEK, S, SH dan AR.
Keempatnya merupakan pengurus pusat kelompok Jamaah Islamiah. Seperti SH merupakan salah satu dewan syuro Jamaaah Islamiyah.
Sedangka AR merupakan mantan narapidana teroris yang pernah ditangkap dan dihukum lima tahun penjara pada 2004 karena telah menyembunyikan pelaku pemboman malam natal tahun 2000.
Selain itu, AR juga dikenal aktif menyiarkan konten-konten kajian di media sosial dan memiliki pengikut yang banyak.
Pada Agustus 2021 lalu, Tim Densus 88 Antiteror menindak 58 tersangka teroris kelompok JI di 12 provinsi. Dalam pengungkapan ini, juga diketahui aliran dana kelompok teroris yang berafiliasi dengan ISIS tersebut.