Sepak Bola Jabar Gagal Raih Emas di PON XX Papua, Rahmat Toleng: Jangan Terulang

"Ini menjadi catatan penting untuk digarisbawahi, terlebih status Jawa Barat adalah sebagai juara bertahan sepak bola putra," ujarnya.

Ari Syahril Ramadhan
Selasa, 19 Oktober 2021 | 10:13 WIB
Sepak Bola Jabar Gagal Raih Emas di PON XX Papua, Rahmat Toleng: Jangan Terulang
Pesepak bola Maluku Utara Riswan H Lauhin (kanan) berebut boia dengan pesepak bola Jawa Barat Ilham Qolba Rizky Wiguna (kiri) saat pertandingan penyisihan sepak bola putra PON Papua di Stadion Mahacandra Universitas Cendrawasih, Kota Jayapura, Papua, Minggu (3/10/2021). [ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/wsj]

Adapun, dalam gelaran PON XX Papua lalu, tim sepak bola putri Jabar harus puas dengan posisi kedua setelah tumbang oleh tim tuan rumah. Sementara tim sepakbola putra Jabar mendapatkan raihan yang lebih rendah, gagal menembus babak semifinal.

Rahmat berpendapat, dasar pembinaan sepakbola Indonesia harus memaksimalkan dan mengimplentasikan filosofi sepa kbola Indonesia (Filanesia) dengan baik dalam semua jenjang pembinaan, macakup semua aspek baik fisik atau fisiologis, serta aspek teknik serta mental.

"Tinggal bagaimana kita mau apa tidak menjakankan itu yang dielaborate dengan penerapan serta pengembangan Sport Science dan Sport Medicine," katanya.

Diketahui, filanesia pertama kali dibentuk sejak 2017 di bawah komando Direktur Teknik PSSI dan salah satu pelatih kenamaan Indonesia, Danurwindo.

Baca Juga:Timnas Indonesia U-23 vs Tajikistan Tayang di Mana? Ini Kata PSSI

Filanesia memberikan panduan dalam segala hal lingkup sepak bola seperti penjenjangan latihan berdasarkan usia, pengembangan teknik pemain, dan ciri-ciri bermain di lapangan.

Rumusan dari Filanesia ini sendiri dituangkan dalam sebuah buku Kurikulum Sepak Bola Indonesia. PSSI menyanggah bahwa Kurikulum Sepak Bola Indonesia untuk menyeragamkan gaya bermain setiap klub.

Kontributor: M Dikdik RA

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak