SuaraJabar.id - Ribuan batang bibit pohon buah-buahan milik petani di Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) terdampak banjir pada Selasa (19/10/2021) sore.
Peristiwa banjir itu terjadi sekitar pukul 16.00 WIB disaat hujan deras yang disertai angin kencang turun. Selain bibit pohon, belasan rumah warga juga ikut terampak bencana alam tersebut.
Berdasarkan pantauan di lokasi, tepatnya di Kampung Kampung Pondok, RT 06/03, Desa Cikole, Kecamatan Lembang, petani tengah memilah bibit-bibit pohon buah-buahan yang masih bisa dijual.
Sementara warga yang terdampak banjir terlihat tengah membersihkan rumahnya masing-masing dari air dan lumpur yang masuk ke pemukiman rumah warga. Nyaris seluruh barang-barang elektronik, pakaian hingga perlalatan rumah tangga terdampak limpahan air.
Baca Juga:Beredar Video Sheila Marcia Tampak Harmonis Bersama Keluarga, Netizen: Seneng Liatnya
Satu unit Pemadaman Kebakaran (Damkar) KBB pun dikerahkan untuk membersihkan rumah warga dari lumpur. Mobil Damkar tiba di lokasi sekitar pukul 11.30 WIB.
Ketua RT 06/03, Tatang Irianto mengatakan, dari sekitar 1.500 batang pohon buah-buahan yag terdampak banjir, yang bisa diselamatkan dan dijual hanya setengahnya.
"Sebagian bisa diselamatkan. Sisanya enggak bisa karena udah rusak ketimpa lumpur," kata Tatang kepada Suara.com, Rabu (20/10/2021).
Dikatakannya, bibit pohon buah seperti jambu, jeruk hingga mangga itu sebetulnya sudah siap jual. Namun karena terdampak banjir, yang kemungkinan besar bisa dijual hanya setengahnya saja.
Akibatnya, petani pun diperkirakan harus merugi Rp 15-20 juta akibat banjir ini.
Baca Juga:Banjir Bukan Halangan, Pasangan Ini Pergi ke Lokasi Pernikahan Naik Panci Raksasa
"Kalau harga jualnya rata-rata jeruk minimal Rp 60 ribu per batang, jambu Rp 70 ribu, dan mangga Rp 150 ribu. Jadi gimana ukuran dan tingginya," ungkap Tatang.
Dirinya melanjutkan, peristiwa banjir ini dikarenakan hujan deras yang diperparah dengan saluran air yang buruk. Selain menyapu pohon buah-buahan, air dan lumpur juga masuk ke rumah-rumah warga.
"Ini lumpurnya tebal terus parah. Kalau yang masuk ke rumah warga dipermirkaama 60 cm," tukasnya.
Didin (25), salah seorang warga menuturkan, saat banjir menerjang rumahnya, dirinya sedang berada di luar rumah. Saat pulang, ia mendapati rumahnya sudah digenangi air dan lumpur tebal.
"Ini yang kedua kalinya, tapi kali ini lumpurnya parah. Alat-alat elektronik kaya mesin cuci, pakaian, kursi semuanya terendam," ujarnya.
Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki