Tempat Angker di Pangandaran Ini Disulap Jadi Tempat Wisata Favorit

Baru pada 1993, wisatawan Prancis bernama Bill John mengeksplorasi keindahan Cukang Taneuh.

Ari Syahril Ramadhan
Sabtu, 30 Oktober 2021 | 16:21 WIB
Tempat Angker di Pangandaran Ini Disulap Jadi Tempat Wisata Favorit
Green Canyon atau Cukang Taneuh, Kabupaten Pangandaran. [Dok]

SuaraJabar.id - Nama Cukang Taneuh kini tak asing lagi bagi wisatawan. Tempat wisata yang disejajarkan dengan Green Canyon di Arizona, Amerika Serikat ini menjadi salah satu destinasi wisata favorit bagi wisatawan yang berkunjung ke Pangandaran.

Sebelum ramai dikunjungi wiatawan, Cukang Taneuh dianggap warga setempat sebagai tempat angker. Meski memiliki keindahan seperti Green Canyon di Arizona, tak banyak warga yang berani mengeksplorasi daerah ini.

Baru pada 1993, wisatawan Prancis bernama Bill John mengeksplorasi keindahan Cukang Taneuh dan tempat itu pun menjadi popular.

Kini, lokasi yang awalnya dianggap angker itu digarap oleh Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes Guha Bau Desa Kertayasa Kecamatan Cijulang. Mereka berhasil menyulap lokasi yang dianggap angker menjadi tempat wisata dambaan.

Baca Juga:Tidak Terpikirkan Sebelumnya, Gaya Wisatawan Tahun 2022 Akan Seperti Ini

“Sekarang desa Kertayasa menjadi salah satu desa wisata unggulan di Jawa Barat,” ujar Wakil Bupati Pangandaran, Jabar, Ujang Endin, Jumat (29/10/2021).

Namun pemerintah desa melalui Bumdes Guha Bau Pangandaran berhasil mengoptimalkan potensi wisata air sungai.

“Wisata unggulan di Desa Kertayasa ini adalah body track body rafting di Cukang Taneuh atau Green Canyon,” katanya.

Daya tarik wisata air di Desa Kertayasa ini antara lain sungainya memiliki air yang jernih, di sepanjang pinggir sungai terdapat pepohonan rimbun hijau.

Selain itu terdapat air terjun kecil, tebing karst dan bebatuan yang tampak unik di lokasi wisata tersebut.

Baca Juga:PSG vs Lille: Angel di Maria Pimpin Les Parisiens Menang 2-1

Untuk harga tiketnya cukup terjangkau yakni Rp 200 ribu sampai Rp 250 ribu.

“Harga tersebut sudah termasuk perjalanan menggunakan mobil, angkutan perahu, makan, asuransi dan aktivitas body rafting dengan pemandu yang sudah pengalaman,” jelas Wabup.

Lantaran berhasil memaksimalkan potensi wisata, Desa Kertayasa tahun 2019 terpilih sebagai Desa Wisata Terbaik se Indonesia kategori Desa Maju.

Sementara Itu Ketua BUMDes Guha Bau, Kertayasa, Pangandaran Teten menyebut untuk peserta wisata body rafting minimal 5 orang.

“Untuk waktu tempuh, wisatawan bisa menikmati body rafting sekitar 4 sampai 5 jam,” ujar Teten.

Pengunjung kata Teten selama perjalanan wisata wajib memakai alat keamanan mulai dari helm dan sepatu karet.

“Pengunjung kita manjakan dengan pemandangan hijaunya dedaunan dan jernihnya air sungai,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini