Misteri Kemunculan Satgas Antimafia Bola di Lapangan Mulai Terungkap

Hendro pun tidak mengetahui siapa orang yang menggunakan rompi Satgas Anti Mafia Bola itu.

Ari Syahril Ramadhan
Senin, 01 November 2021 | 17:29 WIB
Misteri Kemunculan Satgas Antimafia Bola di Lapangan Mulai Terungkap
ILUSTRASI - Sejumlah perwakilan organisasi mendukung Satgas Antimafia Bola [Suara.com/Yosea Arga]

SuaraJabar.id - Publik mempertanyaan keberadaan orang yang mengenakan rompi Satgas Antimafia Bola yang sempat muncul dalam beberapa tayangan langsung pertandingan sepak bola di layar kaca.

Dalam beberapa tayangan, terlihat logo Polri di bagian depan rompi bertuliskan Satgas Antimafiabola tersebut.

Kehadiran Satgas Antimafia Bola tersebut dikaitkan dengan skandal pengaturan skor di Liga 2 yang melibatkan 5 pemain dan 1 pelatih klub Perserang Serang.

Namun pernyataan mengejutkan justru keluar dari Brigjen Pol Hendro Pandowo yang dulu didaulat jadi Ketua Satgas Antimafia Bola. Ia mengatakan, satgas yang ia pimpin itu telah bubar.

Baca Juga:Ada dari Indonesia, Ini 6 Skandal Pengaturan Skor yang Menggegerkan Dunia Sepak Bola

"Satgas Antimafia Bola yang saya pimpin telah berakhir pada 20 Agustus 2020," kata Hendro, yang saat ini menjabat sebagai Wakapolda Metro Jaya, saat dihubungi via ponselnya, Senin (1/11/2021).

Sekjen Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) Muhammad Hardika Aji (tengah) bersama Sekretaris Menpora Gatot S Dewa Broto (kanan) dan Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Syahar Diantono, menjadi pembicara diskusi Polemik Sepak Mafia Bola di Jakarta, Sabtu (5/1/2019). Dalam diskusi tersebut Satgas Anti Mafia Bola disebut telah menerima sebanyak 278 laporan masyarakat terkait dugaan aksi mafia bola, dimana 60 laporan diantaranya telah dinaikkan ke level penyelidikan. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Sekjen Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) Muhammad Hardika Aji (tengah) bersama Sekretaris Menpora Gatot S Dewa Broto (kanan) dan Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Syahar Diantono, menjadi pembicara diskusi Polemik Sepak Mafia Bola di Jakarta, Sabtu (5/1/2019). Dalam diskusi tersebut Satgas Anti Mafia Bola disebut telah menerima sebanyak 278 laporan masyarakat terkait dugaan aksi mafia bola, dimana 60 laporan diantaranya telah dinaikkan ke level penyelidikan. [ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto]

Bukan tanpa alasan, berakhirnya Satgas Antimafia Bola, dikarenakan saat itu, pandemi Covid-19, tengah menghantam Indonesia, menyebabkan kompetisi sepakbola di Indonesia harus berhenti untuk sementara waktu.

Saat pandemi Covid-19 berhasil dikendalikan pemerintah, kompetisi sepak bola kembali bergulir.

Kemudian muncul orang mengenakan rompi bertuliskan Satgas Antimafia Bola.

Hendro pun tidak mengetahui siapa orang yang menggunakan rompi Satgas Anti Mafia Bola itu. Karena sepengetahuannya, Satgas Anti Mafia Bola, berakhir pada Agustus tahun 2020.

Baca Juga:Jarang Diketahui, 5 Drama Korea Misteri Thriller OCN Ini Bikin Mind Blowing

Ia juga tidak mengetahui legalitas orang-orang tersebut.

"Saya tidak tahu siapa yang ada di lapangan dan mengenakan rompi Satgas Mafia Bola," ujar Jenderal Bintang Satu itu.

Semasanya menjabat sebagai Kasatgas Antimafia Bola, Hendro mengatakan ada pola tersendiri untuk mengendus adanya mafia dalam setiap pertandingan sepak bola di Indonesia.

"Kami mengawasi setiap pertandingan. Jika ditemukan pelanggaran disiplin, kami laporkan ke Komdis PSSI. Sedangkan jika terjadi pelanggaran hukum, ya kami tindak secara hukum," pungkas Mantan Karo Provost Mabes Polri itu.

Terdakwa kasus dugaan penghilangan barang bukti pengaturan skor, Joko Driyono (tengah) meninggalkan ruangan seusai sidang putusan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Selasa (23/7). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Terdakwa kasus dugaan penghilangan barang bukti pengaturan skor, Joko Driyono (tengah) meninggalkan ruangan seusai sidang putusan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta. [ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan]

Sepak terjang Satgas Antimafia Bola cukup mentereng. Beberapa kali Satgas ini mengungkap adanya suap wasit, hingga max fixing dalam berjalannya liga.

Satu kasus yang menyorot, yakni menangkap Joko Driyono, yang saat itu menjabat sebagai Plt Ketua Umum PSSI.

Jokdri panggilannya, merupakan tersangka kasus perusakan barang bukti terkait skandal pengaturan skor sepakbola Indonesia pada Kamis, 14 Februari 2019.

Atas itupun, ia divonis satu tahun enam bulan penjara oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (23/7/2019). Dia terbukti bersalah dengan melakukan pengerusakan barang bukti kasus dugaan pengaturan skor.

Kontributor : Cesar Yudistira

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini