Viral Video Detik-detik Seorang Anak Kecil Nyaris Terseret Arus di Bandung Utara

"Airnya tidak langsung terserap oleh tanah karena terbentur dengan kawasan terbangun pengerasan dan akan mengalir ke daerah yang lebih rendah," ujar Direktur Walhi Jabar.

Ari Syahril Ramadhan
Selasa, 02 November 2021 | 21:07 WIB
Viral Video Detik-detik Seorang Anak Kecil Nyaris Terseret Arus di Bandung Utara
Seorang pengendara yang membonceng anak kecil nyaris terseret derasnya air yang membanjiri Jalan Raya Cihanjuang di Kawasan bandung Utara, Selasa (2/11/2021). [Instagram @infojawabarat]

SuaraJabar.id - Seorang pengendara sepeda motor yang membonceng seorang anak kecil terjatuh ketika encoba menerjang arus deras banjir di Jalan Raya Cihanjuang - Parompong, Selasa (2/11/2021) sore.

Inseden tersebut terekam kamera ponsel warga dan menjadi viral usai dibagikan oleh beberapa akun media sosial, salah satunya akun Instagram @infojawabarat.

Dalam video terlihat, pengendara tersebut memeluk erat anak kecil tersebut dari terjangan arus air yang mengair deras di jalan.

Beruntung, beberapa warga yang ada di lokasi kejadian dengan sigap menyelamatkan pria tersebut bersama anak kecil yang engah ia peluk.

Baca Juga:Seminggu Tak Keluar Kamar, Ibu Kos Ketar-ketir Pas Lihat Kondisi Pintu Kamarnya

"Terekam kamera warga, seorang pengendara motor pun dan seorang anak kecil nyaris terseret arus yang begitu deras, warga yang melihat kejadian tersebut dengan sigap menolong pengemudi tersebut," tulis @infojawabarat.

Sebelumnya, hujan lebat mengguyur sekitar lokasi insiden tersebut.

Jika terjadi hujan lebat di kawasan Bandung Utara atau KBU, Jalan Raya Cihanjuang memang kerap berubah menjadi seperti arena arum jerang.

Air mengalir deras dari arah utara menuju Kota Cimahi. Diduga, peristiwa ini disebabkan oleh berkurangnya daya serap air di kawasan Bandung Utara.

Sebelumnya diberitakan, Ketua Walhi Jabar Meiki W Paendong mengatakan, ada sejumlah faktor yang membuat banjir kerap terjadi di kawasan Lembang dan Kawasan bandung Utara lainnya.

Baca Juga:Bukan Cuma Bikin Bandung dan Cimahi Macet, Banjir di Cimindi Rendam Puluhan Rumah Warga

Di antaranya penataan ruang termasuk pembangunan dan sarana prasarana penunjang dan bertambahnya kawasan terbangun.

"Akhirnya saat hujan airnya tidak langsung terserap oleh tanah karena terbentur dengan kawasan terbangun pengerasan dan akan mengalir ke daerah yang lebih rendah," jelas Meiki kepada Suara.com pada Senin (25/10/2021).

Dikatakannya, kondisi tersebut diperparah dengan sistem drainase yang buruk sehingga air yang semestinya mengalir lewat saluran malah meluber ke jalan umum dan pemukiman warga.

"Namun jika infrastruktur drainasenya baik maka air akan mengalir terus dan tidak akan terjadi genangan. Akibat dua faktor tersebut, maka air hujan lama tidak terserap dan tidak mengalir akhirnya terjadi genangan yang menyebabkan banjir," ungkap Meiki.

Menurut Meiki, kawasan serapan air juga menjadi terganggu seiring terus bertambahnya kawasan terbangun sehingga ikut menjadi penyebab banjir di kawasan Lembang.

"Kawasan serapan airnya juga mulai terganggu. Prinsipnya dengan semakin bertambahnya kawasan terbangun disana otomatis kemampuan fungsi serapan airnya juga berkurang," katanya.

Untuk mencegah agar tak semakin parah, Walhi Jabar terus mendorong agar pemerintah melakukan moratorium perizinan di kawasan Lemang yang menjadi bagian dari Kawasan Bandung Utara (KBU). Khususnya izin sarana komersil dan bisnis pariwisata lainnya.

Sebab, kata dia, meskipun pariwisata yang mengusung konsep alam sekalipun, tetap ada kawasan yang akan terbangun.

"Meski janjinya menjaga kawasan terbangun 30 persen dan sisanya untuk kawasan hijau, tapi jika semakin banyak akan memberikan dampak buruk," sebut Meiki.

Kemudian, kata dia, perbaikan sistem drainase dan tata kelola penanganan masalah sampah pun harus menjadi perhatian serius.

Sebab, drainase dan prilaku buang sampah sembarangan akan menimbulkan dampak buruk seperti banjir.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini