Pengamat Duga Ada Indikasi Kongkalikong di Balik Kebakaran Kilang Pertamina

Selain berdampak terhadap kran impor BBM, lanjut Fahmy, insiden itu juga dapat memperburuk kinerja keuangan Pertamina pada 2021.

Ari Syahril Ramadhan
Minggu, 14 November 2021 | 16:40 WIB
Pengamat Duga Ada Indikasi Kongkalikong di Balik Kebakaran Kilang Pertamina
Tangki dari PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Cilacap masih terbakar hingga Minggu (14/11/2021) pagi. Kepulan asap hitam terlihat hingga radius puluhan kilometer dari Kabupaten Banyumas. [Suara.com/Anang Firmansyah]

SuaraJabar.id - Tiga kebakaran tangki di kilang minyak milik PT Pertamina di Cilacap dan Indramayu yang terjadi sepanjang tahun 2021 menjadi sorotan sejumlah pihak.

Salah satunya dari pengamat ekonomi dan pertambangan dari Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi.

Fahmy memandang kebakaran beruntun tangki di kilang minyak milik PT Pertamina dilakukan sengaja untuk meningkatkan kuota impor minyak.

"Kebakaran beruntun Kilang Cilacap semakin menguatkan indikasi ada unsur kesengajaan dari pihak tertentu untuk tujuan peningkatan volume impor pasca kebakaran yang menjadi lahan pemburuan rente," ujarnya, Minggu (14/11/2021) dikutip dari Antara.

Baca Juga:Satu Tangki Kilang Minyak di Cilacap Terbakar, Pengamat Soroti Dampak Ekonominya

Fahmy menilai kebakaran yang terjadi dalam beberapa kali mengindikasikan bahwa Pertamina abai terhadap pengamanan kilang.

Menurutnya, kebakaran itu tidak hanya meludeskan tangki penyimpanan minyak, tetapi juga mengancam keselamatan warga di sekitar area kilang.

"Mestinya sistem pengamanan kilang Pertamina sudah sesuai dengan standar international. Namun, tetap saja terjadi kebakaran untuk kesekian kalinya," ujarnya.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa insiden kebakaran itu akan memperbesar biaya impor bahan bakar minyak nasional.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, impor minyak Indonesia tercatat sebanyak 10,57 juta barel sepanjang Januari hingga Juli 2021. Jumlah itu meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 10,33 juta barel.

Baca Juga:Kebakaran Kilang Pertamina Terus Berulang, Anggota DPR Usul Pembentukan Panja

Dari sisi nilai, impor minyak pada paruh pertama tahun ini telah mencapai 6,18 miliar dolar AS atau meningkat 48 persen dari sebelumnya hanya 4,18 miliar dolar AS pada semester I 2020. Kenaikan nilai impor itu terjadi akibat lonjakan harga minyak dunia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak