Petani Jawa Barat Diminta Tak Tanam Sayuran di Daerah Rawan Bencana

"Warga diminta untuk menanam pohon besar untuk menjaga lingkungan dan menjadi resapan air," kata Ineu.

Ari Syahril Ramadhan
Selasa, 16 November 2021 | 14:45 WIB
Petani Jawa Barat Diminta Tak Tanam Sayuran di Daerah Rawan Bencana
ILUSTRASI Daerah rawan Bencana - Longsor tebing jalan di Kampung Sukanagara, RT 04/08, Desa Pagerwangi, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB). [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]

SuaraJabar.id - Petani di Jawa Barat diminta untuk tidak menanam sayuran di daerah rawan bencana. Petani diminta untuk menanam pohon besar yang dapat mereduksi potensi bencana di daerah rawan.

Permintaan untuk tidak menanam sayuran di daerah rawan bencana disampaikan Ketua Kaukus Perempuan Parlemen (KPP) DPRD Jawa Barat, Ineu Purwadewi Sundari.

Ia meminta warga di daerah rawan bencana seperti di lokasi banjir bandang di area PTPN VIII di Dusun Papandayan, Desa Neglawangi, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, tidak lagi menanam sayuran di daerah tersebut.

"Warga diminta untuk menanam pohon besar untuk menjaga lingkungan dan menjadi resapan air, karena ini tidak hanya hujan dan banjir tapi bisa memungkinkan terjadi longsor," kata Ineu Purwadewi Sundari di Bandung, Selasa (16/11/2021) dikutip dari Antara.

Baca Juga:Akses Jalan Tertimbun Longsor, Warga Bandung Barat Pilih Jalan Kaki 1 Kilometer

KPP DPRD Jawa Barat, kata dia, telah meninjau lokasi banjir bandang tersebut dan memberikan bantuan berupa sembako dan obat-obatan kepada warga korban bencana banjir bandang tersebut.

Menurut Ineu, kondisi lahan perkebunan yang ditanami sayuran dinilai rawan bencana. Atas dasar hal tersebut, warga setempat diminta tetap waspada dan harus menjaga lingkungan agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

"Saya berharap tidak melebar ke mana-mana, sudah cukup, dan semua karena curah hujan yang tidak berhenti sejak pagi," tuturnya.

Ineu meminta anggota KPP DPRD Jabar yang turut hadir agar menyampaikan permasalahan yang ada di lapangan kepada mitra-mitra komisi, pemerintah pusat, provinsi, maupun kabupaten, sehingga, pihak terkait bisa menindaklanjuti warga yang tertimpa musibah agar segera dievakuasi dari tempat yang rawan bencana.

"Tujuh rumah yang memang sudah tidak layak huni semoga segera ada tindak lanjut," lanjutnya.

Baca Juga:Ridwan Kamil Minta Warga Jabar Waspadai Dampak Cuaca Ekstrem

Sementara itu, Ketua PKK Desa Neglawangi, Tanti Setiawati berterima kasih kepada KPP Jabar yang memberikan bantuan bagi warga terdampak, sebab, baru kali ini pihaknya mendapatkan bantuan dengan jumlah yang cukup banyak.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu korban bencana alam," kata Tanti.

Tanti mengatakan warga yang tinggal di area rawan bencana tersebut akan usulkan untuk direlokasi, karena daerah tersebut memang hampir setiap tahun dilanda bencana.

Akan tetapi, pihaknya akan menyampaikan ke Kepala Desa Neglawangi yang saat ini tengah mengikuti pelatihan. Kemudian, kepala desa akan berkoordinasi dengan pihak administrasi desa terlebih dahulu untuk menentukan area relokasi permukiman warga.

Sebelumnya, pada Sabtu (6/11), 15 rumah dan 15 KK di area PTPN VIII di Dusun Papandayan, Desa Neglawangi, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, dilanda banjir bandang.

Akibatnya, tujuh rumah warga dinyatakan tidak layak dihuni lagi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini