Bukalapak adalah startup yang bergerak di bidang marketplace dengan layanan jual beli antar konsumen.
Pada 2017, perusahaan ini meraih gelar unicorn berkat total valuasi USD 2 miliar dengan lebih dari 90 juta pengguna aktif, 6 juta pelapak, dan 5 juta mitra.
Sejak kehadirannya, Bukalapak terus melakukan inovasi termasuk membuka kantor untuk pusat penelitian dan pengembangan.
![Logo Bukalapak. [Bukalapak]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/07/06/99067-logo-bukalapak.jpg)
Salah satu inovasi teknologi yang dikembangkan di sana adalah drone hingga kecerdasan buatan alias AI. Bahkan, ada juga ide untuk mengembangkan toko ritel tanpa pramuniaga (unmanned retail) atau toko tanpa kasir yang seluruh proses pembeliannya dilakukan sendiri tanpa bantuan manusia. Teknologi ini sudah dilakukan di beberapa negara maju salah satunya Jepang.
Baca Juga:Strategi Pengembangan Organisasi Apple Inc., Berhasilkah?
3. Tokopedia
Tokopedia didirikan lebih awal dari Gojek dan Bukalapak, yakni pada tahun 2009. Pada tahun 2017, startup yang didirikan oleh William Tanuwidjaja dan Leontinus Alpha Edison ini meraih predikat sebagai perusahaan unicorn kedua setelah Gojek dengan valuasi senilai USD 1,3 miliar.
Tokopedia merupakan perusahaan startup yang berdiri di bidang bisnis e-commerce, yang memungkinkan tiap individu, toko kecil, dan sebuah brand untuk membuka dan mengelola toko online.

Di tahun 2020, Tokopedia mengklaim telah menguasai sebesar 1,5% perekonomian di Indonesia. Hal ini didasari pada sejumlah 7,2 juta UKM yang tercatat bergabung dengan jumlah pengguna aktif bulanan mencapai 90 juta orang.
Ke depan, Tokopedia berkomitmen mengembangkan ‘Super Ecosystem’ di mana setiap orang dapat berkontribusi dan memberikan nilai tambah bagi satu sama lain serta bertumbuh bersama. Belakangan Tokopedia telah melakukan merger dengan Gojek membentuk GoTo, startup dengan valuasi tertinggi yang menyumbang 2 persen GDP dalam negeri.
Baca Juga:Verena Multi Finance Siapkan Belanja Modal Hingga Rp 30 Miliar di 2022
4. Traveloka