"Patahan Lembang di utara, di selatan kita sebut Patahan Gunung Geulis, di sebelah timur Patahan Cicalengka, dan di sebelah barat Patahan Lagadar," jelasnya.
Obat Mujarab Gempa Bumi
Meski diakui pelik, kata Supartoyo, pembenahan pola tata ruang wilayah sangat mendesak untuk dilakukan jika ingin mengurangi risiko bencana gempa bumi. Selain itu, kapasitas akan pemahaman kebencanaan masyarakat dan pemerintah harus terus ditingkatkan.
Upaya mitigasi harus dilakukan sedini mungkin, mengingat bencana gempa bumi khususnya terkait waktu, lokasi dan besaran guncangan, hingga saat ini muskil diprediksi.
Baca Juga:Kamis 6 Januari 2022, Tercatat Empat Kali Gempa Letusan Gunung Semeru
"Hanya itu obat mujarabnya, upaya mitigasi dan penataan ruang untuk mengurangi risiko bencana gempa bumi," katanya.
"Pemahaman seperti ini sudah wajib diterapkan untuk pengurangan risiko bencana," ia melanjutkan.
Senada, Asdani turut menggarisbawahi mitigasi dan tata ruang. Ia berulang kali mengingatkan, bangunan-bangunan, appalagi bangunan vital, jangan diletakkan di daerah yang memiliki kerentanan sangat tinggi. Perencanaan dan pelaksanaan pembangunan harus memperhatikan peta patahan-patahan aktif.
"Rumah sakit, misalnya. Itu tidak boleh rusak kalau terjadi gempa, boleh dia rusak, tetapi tidak boleh fatal, sebab di rumah sakit tidak semua orang bisa lari kalau gempa. Kebijaksanaan daripada kita mengatur ruang itu di sana. Kita harus meletakkan bangunan itu tidak di wilayah kerentanan tinggi, harus di yang paling rendah," tandasnya.
Kontributor : M Dikdik RA
Baca Juga:Oknum Prajurit TNI Penabrak Dua Sejoli di Garut Segera Diseret ke Meja Hijau