Terima Beras BPNT Tak Layak Konsumsi, Warga Ciamis: Aromanya Bau

Meskipun beras BPNT tersebut bau, ia tetap mencoba untuk memasaknya. Namun nasinya tetap bau sehingga tidak bisa dimakan.

Ari Syahril Ramadhan
Kamis, 06 Januari 2022 | 16:41 WIB
Terima Beras BPNT Tak Layak Konsumsi, Warga Ciamis: Aromanya Bau
Asep Dani (50) Warga Desa Margamulya, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis menunjukkan beras BPNT yang kondisinya bau dan tak layak konsumsi.[Fahmi/HR Online]

SuaraJabar.id - Kualitaseras Bantuan Pangan Non Tunai atau BPNT kembali dikeluhkan warga. Kali ini, warga Ciamis, Jawa barat mengeluhkan beras BNPT yang mereka terima berbau tak sedap sehingga tak layak konsumsi.

Beras BPNT tak layak konsumsi tersebut diterima Warga Dusun Sukajaya, RT 25, RW 7, Desa Margamulya, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis.

Asep Dani (50) yang merupakan KPM BPNT dari Desa Margamulya mengatakan, beras bantuan yang diterima pada bulan Desember sebanyak dua karung. Namun kondisinya bau dan tidak layak konsumsi.

“Dari hasil masaknya itu jadi keras, dimasak dikurangi air hasilnya jadi keras. Kalau dimasak dibanyakin airnya jadi lembut banget kayak bubur,” katanya, Rabu (6/1/2022).

Baca Juga:Pemkot Latih Ratusan Warga Jadi Sopir Profesional

Asep melanjutkan, meskipun beras tersebut bau, ia tetap mencoba untuk memasaknya. Namun nasinya tetap bau sehingga tidak bisa dimakan.

“Aromanya bau, kalau istilahnya agak keras sih nggak apa-apa. Cara masaknya juga tidak seperti masak nasi biasa, tapi ini meskipun udah dimasak rasanya dan baunya itu udah gak enak. Udah nyoba dimasak juga rasanya lain,” jelasnya.

Meskipun begitu, Asep mengakui bantuan beras BPNT sebelumnya bagus dan layak konsumsi.

“Saya tidak mengada-ngada, ada bantuan yang bagus yang ada mereknya itu sebelumnya. Sementara yang ini jelek. Selain bau, nasinya juga kalau dimasak kering,” tegasnya.

Karena tak layak konsumsi, 11 KPM BPNT di RT tersebut berinisiatif mengumpulkan beras BPNT di rumah ketua RT.

Baca Juga:Bau Mulut Mengganggu, Segera Atasi dengan 6 Cara Ini

“Dapatnya kacang tanah 1 kilo, beras 2 karung, telur 1 kilo, dan apel ada 6 biji,” terangnya.

Bantuan tersebut, lanjut Asep, sudah ditentukan dari e-waroeng. Sebagai KPM penerima bantuan BPNT, ia tidak bisa memilih.

“Kita nggak tahu uangnya berapa, langsung dipaket barangnya gak ada informasi apa-apa. Masyarakat nggak nawar sedikasihnya aja,” katanya.

Asep menyesalkan bantuan yang diterimanya tidak layak konsumsi, padahal ia merasa berhak mendapatkan bantuan yang lebih layak.

“Saya yang layak menerima bantuan, ternyata bantuannya malah gak layak. Udah diheler lagi berasnya juga tapi tetap aja baunya masih ada, ketika dimasak juga ledok (lembek),” tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini