Daftar Dampak Buruk Anak Nonton Konten Spirit Doll atau Boneka Arwah

Jika anak terlalu banyak menonton konten spirit doll tentu ada bakal ada dampak bagi anak. Anak-anak dapat mempercayai keyakinan yang salah dan bertentangan dengan kenyataan.

Pebriansyah Ariefana
Minggu, 09 Januari 2022 | 15:04 WIB
Daftar Dampak Buruk Anak Nonton Konten Spirit Doll atau Boneka Arwah
Ilustrasi spirit doll atau boneka arwah (Elements Envato)

SuaraJabar.id - Daftar dampak buruk anak nonton konten Spirit Doll atau bonea arwah. Anak belum dapat membedakan mana realitas dan mana yang hanya fantasi.

Jika anak terlalu banyak menonton konten spirit doll tentu ada bakal ada dampak bagi anak. Anak-anak dapat mempercayai keyakinan yang salah dan bertentangan dengan kenyataan.

Hal itu dinyatakan Psikolog dari Universitas Indonesia A. Kasandra Putranto.

Pasalnya, kata Kasandra, konten-konten yang beredar di media sosial belakangan ini kerap menampilkan orang-orang yang memperlakukan spirit doll seperti makhluk hidup.

Baca Juga:Tegas! Ustaz Yusuf Mansur Melarang Miliki Boneka Arwah: Musyrik

“Karena otaknya yang belum berkembang penuh, anak-anak cenderung untuk mempercayai apapun yang dilihat baik secara online ataupun langsung,” ujar Kasandra seperti dikutip dari Solopos.com pada Minggu (9/1/2022).

Meski demikian, lanjut dia, menonton tayangan spirit doll tidak serta merta mengembangkan delusi pada anak yang merupakan gangguan psikotik.

“Karena menjadi psikotik itu harus ada faktor genetik, pola asuh, dan tekanan atau trauma,” imbuh Kasandra.

Oleh karena itu, orang tua berperan penting untuk mengawasi anak saat menonton konten apapun, termasuk konten spirit doll, di media manapun agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Saat ini, spirit doll sedang sangat populer karena banyak artis atau figur publik yang memilikinya. Biasanya spirit doll berbentuk bayi dan para pemilik merawatnya layaknya anak sendiri.

Baca Juga:Respons Fenomena Adopsi Boneka Arwah, Deddy Corbuzier: Mending Sex Doll

Banyaknya orang dewasa yang memiliki spirit doll juga dapat disebabkan karena mereka memiliki kebutuhan untuk memelihara atau merawat orang lain.

Selain itu, lanjut dia, adanya kebutuhan sosial yang tidak terpenuhi, misalnya perasaan kesepian atau tidak memiliki banyak teman sehingga menggunakan spirit doll sebagai pengganti. Kemudian, kebutuhan untuk berimajinasi dengan peran tetantu yang dimainkan bersama boneka tersebut. Misalnya, spirit doll dapat menjadi pengganti anak bagi mereka yang menginginkan anak.

“Selain itu untuk hiburan, konten, marketing, untuk memperoleh kekayaan dan kemasyhuran, atau memang ada gangguan seperti Anatoly Moskvin [sejarawan yang membuat mayat gadis menjadi boneka],” imbuh Kasandra.

“Sebenarnya wajar-wajar saja untuk bermain dengan spirit doll selama pemilik sadar bahwa benda itu hanya boneka dan tidak dapat menggantikan sosok anak atau teman,” bebernya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini