Kasus COVID-19 Melonjak tapi Jumlah Pasien di Rumah Sakit Rendah, Ini Sebabnya

"Menekan jumlah infeksi COVID-19 akan menjaga fasilitas layanan kesehatan tetap memadai, katanya.

Ari Syahril Ramadhan
Sabtu, 05 Februari 2022 | 06:00 WIB
Kasus COVID-19 Melonjak tapi Jumlah Pasien di Rumah Sakit Rendah, Ini Sebabnya
ILUSTRASI - Petugas di ruang isolasi COVID-19 di Rumah Sakit Umum Daerah Dr H Abdul Moeloek (RSUDAM) Lampung. [ANTARA]

SuaraJabar.id - Bed Occupancy Rate (BOR) Rumah Sakit Rujukan COVID-19 di Indonesia pada Jumat (4/1/2022) berada di angka 20 persen. Padahal konfirmasi kasus harian di Tanah Air menunjukkan tren peningkatan yang tinggi.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan, konfirmasi jumlah kasus harian COVID-19 mencapai 32.211 orang pada Jumat (4/2/2022). Tapi jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit masih rendah.

Hal ini dapat terlihat dari kondisi pasien yang dirawat di rumah sakit secara nasional masih sangat rendah. Rata-rata pasien yang dirawat di rumah sakit saat ini juga tidak bergejala dan gejala ringan," kata Siti Nadia dikutip dari Antara, Jumat (4/2/2022).

Menurutnya, baru 20 persen atau setara 16.712 pasien yang dirawat dari 80.344 tempat tidur yang tersedia untuk penanganan COVID-19.

Baca Juga:SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung Setop PTM, Tujuh Orang Terkonfirmasi Positif Covid-19

Jumlah ketersediaan tempat tidur perawatan khusus pasien COVID-19 pun masih bisa ditambahkan lebih banyak lagi apabila dibutuhkan, seperti halnya langkah yang dilakukan pemerintah pada gelombang sebelumnya tahun lalu.

Data terbaru perawatan pasien COVID-19 di Kota Depok, Jawa Barat, kata Nadia, baru mencapai 52 persen meskipun konfirmasi kasus positif lebih tinggi daripada gelombang kedua 2021 lalu.

Sementara itu kapasitas ruangan yang dialihkan untuk pasien COVID-19 di Kota Depok masih 22 persen dari 30 persen ruangan untuk penanganan COVID-19.

“Ini artinya masih ada setidaknya 8 persen tambahan ruang rumah sakit untuk dijadikan tempat intensif penanganan pasien COVID-19. Ini berbeda halnya dengan puncak kasus pada periode Juli-Agustus 2021 di mana jumlah konfirmasi kasus di Depok lebih sedikit daripada jumlah konfirmasi per hari ini, tapi pasien yang dirawat lebih banyak,” ujarnya.

“Dari data yang kita miliki, meski secara tren kenaikan kasus varian Omicron ini ada kemiripan dengan Delta, namun angka keterisian tempat tidur rumah sakit jauh lebih landai,” kata Nadia menambahkan.

Baca Juga:Jokowi Sebut Infeksi Covid-19 Omicron Bisa Sembuh Sendiri, Ini Kata Dokter

Pemerintah mengimbau masyarakat yang positif COVID-19 namun tidak bergejala ataupun bergejala ringan tidak perlu ke rumah sakit.

“Cukup melakukan isolasi mandiri di rumah atau isolasi terpusat, serta memanfaatkan layanan telemedisin jika tersedia, atau melapor ke Puskesmas terdekat," katanya.

Dengan demikian, kata Nadia, masyarakat dapat mengurangi beban rumah sakit dan tenaga kesehatan, serta membantu menyelamatkan orang lain yang memiliki gejala sedang hingga kritis.

“Upaya yang perlu dilakukan saat ini adalah kembali menekan jumlah kasus dengan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat dan membatasi mobilitas masyarakat. Cakupan vaksinasi dosis lengkap juga harus terus dikejar berbarengan dengan dosis vaksin ketiga untuk memperkuat imunitas kelompok,” katanya.

Nadia juga menyampaikan bahwa cakupan vaksinasi yang cukup tinggi saat ini yang mencapai 89 persen untuk dosis pertama dan 62 persen untuk dosis kedua dinilai mampu mengurangi dampak kesakitan dan kematian dari infeksi COVID-19.

“Kita masih perlu terus mendorong cakupan vaksinasi dosis lengkap yang lebih tinggi lagi untuk mencegah dampak lebih lanjut bagi kelompok rentan seperti lansia dan anak-anak. Pemberian dosis ketiga (booster) juga sangat penting untuk mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19 lebih parah lagi,” katanya.

Masyarakat diimbau agar kembali sadar akan pentingnya disiplin menerapkan protokol kesehatan.

“Meski jumlah kasus meningkat dan keterisian rumah sakit dapat terkendali, namun menekan jumlah infeksi COVID-19 akan menjaga fasilitas layanan kesehatan tetap memadai,” katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini