Iin menyebutkan, terakhir ada penyaluran minyak goreng curah di Pasar Banjar pada hari Kamis lalu dengan harga penjualan Rp 14 ribu per kilogram.
Sampai saat ini para pedagang masih menunggu penyaluran stok minyak goreng agar penjualan bisa kembali berjalan normal.
“Biasanya saya habis dua drum minyak goreng curah isi 260 kilogram per hari. Tapi sekarang lagi nggak jual. Terakhir kemarin hari Kamis ada distribusi,” ungkap Iin.
Terpisah, salah seorang sales minyak goreng, Abah Yayan mengatakan, dari informasi yang ia terima, kemungkinan kelangkaan tersebut karena banyak pelaku usaha yang takut merugi.
Baca Juga:KPPU Sebut Terbentuk Oligopolistik Minyak Goreng, Sebagian Besar Dikuasai Hanya 4 Produsen
Menurutnya, kebijakan pemerintah berupa memberikan subsidi secara tiba-tiba terasa memberatkan. Sehingga barang yang sudah ada sebelumnya harus mengikuti harga subsidi.
“Intinya, para distributor besar tidak berani beli karena takut harga turun. Semua pabrik minyak sawit dapat subsidi harga jualnya sama pemerintah secara tiba tiba. Dengan begitu maka barang yang sudah dibeli harus mengikuti harga subsidi,” kata Abah Yayan.
Sementara itu, Kepala Dinas KUKMP Kota Banjar, Edi Herdianto, didampingi Fungsional Muda Analisis Kebijakan, Budiana Hamzah mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak distributor.
Edi mengatakan, kelangkaan tersebut terjadi karena belum ada pendistribusian barang atau stok baru. Sedangkan untuk stok yang lama sudah ada penarikan.
Selain itu, kemungkinan juga belum ada penggantian subsidi dari pemerintah pusat sehingga distribusi menjadi terhambat.
Baca Juga:Tagar Tumpas Mafia Minyak Goreng Menggema di Twitter, Warganet Tagih Janji Pemerintah
“Jadi barang yang lama itu ditarik, sementara barang yang baru belum dilakukan distribusi. Kemungkinan juga belum ada penggantian subsidi dari pusat. Kalau pembayaran sudah mungkin distribusi juga lancar,” terang Edi.