Sambil Hujan-hujanan, Warga Sukabumi Panen Ikan di Ruas Jalan Provinsi Surade-Ujunggenteng

Titik banjir di ruas Jalan Provinsi Surade-Ujunggenteng memiliki panjang kurang lebih 150 meter.

Ari Syahril Ramadhan
Jum'at, 25 Februari 2022 | 12:48 WIB
Sambil Hujan-hujanan, Warga Sukabumi Panen Ikan di Ruas Jalan Provinsi Surade-Ujunggenteng
Sejumlah warga Kampung Ujunggenteng Kecamatan Ciracap Kabupaten Sukabumi saat berburu ikan mas yang sengaja ditebar sebagai bentuk protes sering terjadinya banjir di jalan provinsi ruas Surade Ujunggenteng. [Ragil Gilang/Sukabumiupdate.com]

SuaraJabar.id - Hujan mengguyur kawasan Kampung Ujunggenteng, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi pada Jumat (25/2/2022) pagi.

Bukanya berteduh, warga di sana malah asyik mandi guyuran hujan sambil menangkap ikan di di tengah jalan Provinsi ruas Surade-Ujunggenteng yang tergenang banjir.

Selain dengan tangan kosong, warga juga ada yang menggunakan serokan hingga jaring dalam aksi menangkap ikan mas yang sengaja ditebar di genangan banjir tersebut.

Usut demi usut ternyata aksi "Ngabeudahkeun" warga ini adalah salah satu bagian dari aksi protes kekesalan warga atas langganannya banjir di lokasi tersebut namun tidak pernah ada tindakan dari pemerintah.

Baca Juga:Libatkan BPK dan Ahli Politeknik Bandung, Polda Lampung Hitung Kerugian Negara Korupsi Jalan Ir Sutami

"Kalau ngubek laut tidak bisa, makanya ngubek genangan air hujan saja, dengan ditanami ikan mas," seloroh Ucha (42 tahun), warga setempat penebar ikan mas di jalan tersebut kepada Sukabumiupdate.com--jejaring Suara.com.

Menurut Ucha, sebanyak 20 kilogram ikan mas yang ia sengaja tebarkan itu tidak hanya sebagai bentuk protes terkait penanganan banjir, tapi juga sebagai bentuk protes terhadap masalah penataan bangunan hingga alih fungsi lahan.

"Ini sebagai aksi protes, agar pihak-pihak terkait bertindak untuk menyelesaikan permasalahan banjir. Baik masalah penataan bangunan, drainase, atau alih fungsi lahan untuk diselesaikan," pungkasnya.

Sementara berdasarkan informasi yang dihimpun, titik banjir di ruas jalan provinsi tersebut memiliki panjang kurang lebih 150 meter.

Selain tidak adanya drainase dan banyak bangunan yang menghambat saluran air, di jalan yang merupakan akses wisata dan menuju tempat pelelangan ikan tersebut juga banyak lubang sehingga muncul genangan air. Ketinggian air saat banjir di lokasi itu bisa mencapai 15 hingga 20 sentimeter.

Baca Juga:Tarif Baru Tol Bali Mandara Naik Mulai Besok, Ini Daftarnya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini