Kisah Endin, Imam Masjid Berusia 74 Tahun yang Pilih Jualan Kopi di Pos Ronda karena Tak Mau Bergantung pada Orang Lain

"Alhamdulilah, kalau di jalan raya, ada yang lewat, sekedar istirahat dan ngopi, juga ada pegawai penggilingan yang rutin ngopi atau beli rokok," ujar Imam Masjid Al Munawaroh

Ari Syahril Ramadhan
Jum'at, 11 Maret 2022 | 15:17 WIB
Kisah Endin, Imam Masjid Berusia 74 Tahun yang Pilih Jualan Kopi di Pos Ronda karena Tak Mau Bergantung pada Orang Lain
Edin (74 tahun), warga Kampung Sumur Tilu RT 04/06 Desa Wanasari, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, berjualan di Pos Ronda ukuran 2x2 meter yang berlokasi sekitar 100 meter dari kediamannya. [Sukabumiupdate.com/Ragil Gilang]

SuaraJabar.id - Warga Kampung Sumur Tilu RT 04/06 Desa Wanasari, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi mengenal Endin (74) sebagai imam Masjid Al Munawaroh yang juga kerap mengisi materi di acara-acara pengajian.

Dulu, Endin menggantungkan hidupnya dari bertani. Namun sejak mengalami kecelakaan pada tiga tahun lalu, ia menanggalkan profesi petani.

Endin kini memilih untuk berjualan makanan ringan dan kopi di sebuah pos ronda berukuran 2x2 meter yang berjarak 100 meter dari tempat tinggalnya.

"Sebelum mengalami tabrakan, dan kaki ini patah, dulu sebagai petani, namun saat ini sudah tidak kuat, bahkan jalan pun masih pakai satu tongkat," kata Edin dikutip dari Sukabumiupdate.com, Kamis (10/3/2022).

Baca Juga:Pedagang Pasar Klojen Malang Merayakan Hari Kopi Nasional dengan Menyeruput Kopi Arjuna Robusta

Endin mengaku tak pernah putus asa untuk berjualan karena tidak ingin membebani orang lain.

"Kalau anak semuanya sudah berkeluarga dan sudah pisah. Di rumah tinggal sama istri. Semua ini atas inisiatif sendiri dan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tidak mau menggantungkan kepada anak dan orang lain," ungkapnya.

"Modal usahanya dari anak, serta ada dari pemberian juga, jualannya ada kopi, kue ringan, seperti roti, wajit yang menitip, minuman ringan,serta rokok. Buka dari pukul 08.00 WIB hingga 17.30 WIB," tambahnya.

Awalnya jualan di rumah, kata Edin, namun karena kondisi lingkungan rumah sepi, maka pindah ke Pos Ronda di dekat jalan raya.

"Alhamdulilah, kalau di jalan raya, ada yang lewat, sekedar istirahat dan ngopi, juga ada pegawai penggilingan yang rutin ngopi atau beli rokok. Kalau penghasilan relatif, kalau lagi ramai bisa mencapai Rp 300 ribu sampai Rp 400 ribu, keuntungan bisa mendapatkan Rp 100 ribu," pungkasnya.

Baca Juga:PA 212 Ungkap Alasan Geruduk Pabrik Sepatu di Sukabumi, Abu Jibril: Kontrol Sosial

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak