Di usia 35 tahun, ia harus mengalami nasib yang amat berat bagi seorang pembalap. Puluhan kali dirinya pun harus menjalani operasi dan perawatan ke rumah sakit, tanpa bantuan dari pemerintah maupun tim balapnya ketika itu.
Kini, Tjeptjep hanya bisa duduk pada sebuah kursi roda dengan kaki kanan yang tidak bisa ditekuk. Sebagian kaki hingga pinggul Tjeptjep sudah diganti dengan besi.
"Udah enggak bisa ditekuk, besi semua," ungkapnya.
Meski pensiun, ia tidak pernah menyurutkan ambisinya terhadap dunia balap. Di masa tuanya, ia sering kali memberikan wejangan kepada pembalap muda.
Baca Juga:Asal Gunungkidul, Veda Ega Pratama Pembalap Termuda yang Ikut Parade MotoGP Mandalika 2022
Tjejep pun selalu mengikuti perkembangan dunia balap baik Indonesia maupun internasional. Saat mendengar akan dibangun sirkuit internasional di Indonesia, dirinya sangat antusias dan bangga.
"Kalau sebelum pandemi saya sering tuh diajak sama kawan dari Ikatan Motor Besar Indonesia buat ketemu pembalap muda, cuman kalau sekarang udah jarang karena kan pandemi," pungkas Tjetjep.
Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki