Rata-rata pelaku terapis patah tulang di Citapen merupakan keturunan dari ahli patah tulang sebelumnya. Biasanya nama keluarga orang pertama yang membuka praktik, bakal jadi brand.
"Contoh Abah A dulu buka bengkel patah tulang, sekarang sudah meninggal, diteruskan dengan nama yang sama oleh keluarganya," tutur Iwan.
Pelaku bengkel patah tulang di Citapen biasa memiliki keahlian dengan cara otodidak, belajar dari pendahulunya, hingga membaca beberapa literatur. Ia berharap pengobatan alternatif yang telah menjadi ciri khas Citapen ini bisa bertahan dan dukung eksistensi oleh pemerintah.
"Kita punya mimpi ini dilestarikan dan didukung oleh pemerintah jadi ciri khas daerah," tandasnya.
Baca Juga:Meski Aman, Bidan Mengingatkan Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Pijat Prenatal
Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki