Warga Palestina Pelayat Pemakaman Jurnalis Al Jazeera Dipukuli Polisi Israel

Kepolisian Israel mengatakan kelompok warga Palestina di luar rumah sakit, yang mereka sebut sebagai perusuh, mulai melempari batu ke arah aparat.

Ari Syahril Ramadhan
Sabtu, 14 Mei 2022 | 12:37 WIB
Warga Palestina Pelayat Pemakaman Jurnalis Al Jazeera Dipukuli Polisi Israel
Warga Palestina membawa jenazah jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh di kota Ramallah, Tepi Barat . (FOTO: AP Photo/Majdi Mohammed)

SuaraJabar.id - Warga Palestina yang membawa peti jenazah jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh diserang oleh Polisi Israel pada Jumat (14/5/2022).

Insiden penyerangan itu terjadi sebelum ribuan pelayat mengiringi peti itu melalui Kota Tua Yerusalem.

Sebelumnya, jurnalis perempuan itu 51 tahun itu tewas ditembak saat meliput penggerebekan Israel di wilayah pendudukan Tepi Barat pada Rabu.

Puluhan warga Palestina yang mengerumuni peti Akleh berjalan menuju gerbang Rumah Sakit St. Joseph. Beberapa dari mereka melambai-lambaikan bendera Palestina dan berteriak "dengan jiwa dan darah kami, kami akan menebusmu Shireen".

Baca Juga:Dubes Palestina Sebut Pembunuhan Wartawati Shireen Abu Akleh oleh Militer Israel Keji

Polisi Israel yang tampak berusaha mencegah mereka berjalan kaki ketimbang membawa peti jenazah dengan mobil, menerobos gerbang dan menyerang kerumunan, beberapa di antaranya memukul pengusung jenazah dengan tongkat dan menendang mereka.

Kelompok pembawa jenazah sempat bersandar ke dinding dan hampir menjatuhkan peti tersebut, menegakkannya kembali sebelum salah satu ujungnya menyentuh tanah ketika granat kejut meledak.

Aksi kekerasan yang berlangsung hanya beberapa menit itu menambah kemarahan warga Palestina atas pembunuhan Akleh, yang dikhawatirkan akan menyulut kekerasan yang telah meningkat sejak Maret.

Otoritas Palestina menyebut kematian Akleh sebagai pembunuhan oleh pasukan Israel.

Israel awalnya mengatakan insiden itu akibat tembakan warga Palestina, tapi para pejabatnya mengatakan mereka tak mengesampingkan kemungkinan kematian jurnalis itu disebabkan oleh tembakan tentara Israel.

Baca Juga:Berduka atas Tragedi Pembunuhan Wartawan Shireen Abu Akleh, MUI: Bukti Teror terhadap Jurnalis

Kepolisian Israel mengatakan kelompok warga Palestina di luar rumah sakit, yang mereka sebut sebagai perusuh, mulai melempari batu ke arah aparat.

"Polisi terpaksa bertindak," kata mereka.

Pemerintah AS menilai kejadian itu mengganggu, kata sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki. Para pejabat AS akan terus melakukan kontak dengan pihak Israel dan Palestina setelah pemakaman Akleh.

"Setiap keluarga berhak memakamkan orang terkasih mereka secara bermartabat dan tanpa gangguan," kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.

Mesir, Qatar dan Al Jazeera mengutuk tindakan polisi Israel itu. Wakil juru bicara PBB Farhan Haq menyebut insiden itu "sangat mengejutkan" dan Uni Eropa mengaku terkejut.

Beberapa menit setelah tindakan polisi tersebut, peti Akleh dimasukkan ke dalam sebuah kendaraan yang menuju sebuah katedral di Kota Tua Yerusalem, di mana upacara pemakaman berlangsung damai.

Warga Palestina berkerumun di lorong-lorong sempit Kota Tua ketika peti jenazah dibawa menuju Permakaman Gunung Sion.

Makamnya dipenuhi karangan bunga dan bendera Palestina menutupi salib kuburan ketika para pelayat mengelilinginya dengan khidmat untuk memberi penghormatan kepada Akleh.

"Kami di sini karena menuntut keadilan. Keadilan bagi Shireen Abu Akleh dan keadilan bagi Palestina," kata seorang pelayat yang meminta agar namanya tidak disebutkan.

Militer Israel pada Jumat mengatakan penyelidikan awal mereka "menyimpulkan bahwa tidak mungkin untuk menentukan secara pasti asal tembakan yang mengenai dan menewaskan Abu Akeh."

Mereka mengatakan bisa jadi Akeh terbunuh oleh tembakan milisi Palestina yang menembaki kendaraan militer Israel atau tertembak secara tak sengaja oleh tentara Israel yang membalas tembakan.

Kantor Jaksa Agung Palestina dalam pernyataan pada Jumat mengatakan penyelidikan awal menemukan bahwa satu-satunya sumber tembakan di kawasan itu ketika Abu Akleh terkena peluru adalah tentara Israel.

Dalam sebuah pernyataan yang disepakati bersama pada Jumat, 15 anggota Dewan Keamanan PBB mengutuk keras pembunuhan itu dan menyerukan sebuah "penyelidikan segera, menyeluruh, transparan, adil dan tidak memihak."

Pasukan Israel pada Jumat meneruskan penggerebekan di pinggiran Jenin, di mana Akleh terbunuh, dan Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan 13 warga Palestina menjadi korban luka-luka.

Juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Nabil Abu Rudeineh, mengatakan kejadian di Yerusalem dan Jenin bisa mendorong kedua pihak ke dalam ketegangan serius.

Kematian Abu Akleh mengundang kecaman luas. Rekaman video memperlihatkan bahwa Akleh mengenakan rompi biru bertuliskan "Pers" saat tertembak.

Dua rekannya yang bertugas bersamanya saat kejadian mengatakan mereka menjadi sasaran penembak jitu Israel dan bahwa mereka tidak berada di dekat para militan.

Israel, yang telah menyampaikan penyesalan atas kematian Akleh, mengusulkan penyelidikan gabungan dengan Palestina, seraya meminta mereka untuk menyerahkan peluru untuk diperiksa.

Palestina menolak permintaan Israel itu dan menyerukan sebuah penyelidikan internasional. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini