Kopi Loberika, Mutiara Hitam yang Berkembang di Pegunungan Majapahit Pelosok Bandung Barat

Kopi asal Liberia, Afrika Barat itu ternyata bisa ditemukan di Kampung Lembang, Desa Mukapayung, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat (KBB)

Galih Prasetyo
Sabtu, 04 Juni 2022 | 21:55 WIB
Kopi Loberika, Mutiara Hitam yang Berkembang di Pegunungan Majapahit Pelosok Bandung Barat
Kopi Liberika yang Dikembangkan Hadian Wahyudi (47) Warga Asal Desa Mukapayung, Kecamatan Cililin, Bandung Barat (Suara.com/Ferry Bangkit)

SuaraJabar.id - Kopi liberika mungkin tidak setenar arabika maupun robusta. Rasanya kopinya pun berada di tengah-tengah antara arabika dan robusta, dengan sedikit rasa manis dan beraroma coklat.

Meski begitu, kopi asal Liberia, Afrika Barat itu ternyata bisa ditemukan di Kampung Lembang, Desa Mukapayung, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat (KBB), yang dibudidayakan pria bernama Harian Wahyudi.

Pria berusia 47 tahun itu disebut menjadi yang pertama mengembangkan kopi liberika di Bandung Barat. Sebab, mayoritas petani di daerah tersebut menanam jenis kopi arabika dan robusta.

Semula, Hadian tak tahu jika kopi yang ditanam ya adalah liberika. Namun setelah mengamati bentuk biji kopi, waktu panen, diameter pohon dan daun, serta aroma yang dikeluarkan, tanaman tersebut mempunyai ciri-ciri jenis kopi liberika andriona.

Baca Juga:Biji Kopi Buatan, Hasil Menumbuhkan Biji Kopi dari Bioreaktor Laboratorium

"Awalnya saya kira ini jenis Arabika, ternyata bukan ciri-ciri biji, pohon, termasuk rasa, ini menandakan liberika," ujar Hadian, belum lama ini.

Kini, Hadia tercatat memiliki 265 pohon kopi liberika di pegunungan Majapahit Desa Mukapayung. Awalnya ia menemukan kopi yang disebut juga kopi nangka itu saat melakukan pembukaan lahan untuk menanam kopi arabika dan robusta.

Ia menduga tanaman kopi liberika yang ditemukannya merupakan sisa-sisa perkebunan masa penjajah Belanda. Pasalnya, sejarah mencatat pada abad-19, jenis kopi ini sempat didatangkan ke Hindia-Belanda untuk menggantikan kopi arabika yang terserang oleh hama penyakit.

"Saya kira ini peninggalan perkebunan Belanda. Dilihat dari pohonnya sangat besar. Tingginya 4 meter, batanng pohon berdiameter 20 centimeter, serta memiliki daun lebar," terang Hadian.

Tanaman liberika memiliki beberapa keunggulan, diantaranya mudah ditanam di dataran rendah dan lebih tahan terhadap kondisi cuaca, hama dan penyakit.

Baca Juga:Cara Olah Biji Kopi di Rumah Jadi Kopi Siap Minum Ala Pencerita Kuliner Ade Putri, Cobain!

Kopi jenis ini juga memiliki toleransi tinggi terhadap kondisi tanah yang kurang subur, bahkan pada tanah jenis lempung, tanaman kopi ini masih mampu untuk tumbuh.

Selain itu, penemuan tanaman kopi liberika menjadi keuntungan bagi petani apalagi di Bandung Barat jenis ini baru yang pertama. Sementara dari sisi permintaan, kopi bercitarasa buah nangka ini sama besarnya dengan kopi jenis lainnya seperti robusta, arabika, dan ekselsa.

"Alhamdulillah banyak orang yang nyari. Jadi kalau panen gak takut harus dijual kemana," ucapnya.

Kopi liberika miliknya telah tiga kali panen dengan hasil berturut-turut 50 killgram, 180 kilogram dan terakhir sebanyak 260 kilogra. dalam bentuk green bean. Peningkatan jumlah panen terus meningkat tiap tahun seiring dilakukannya perawatan intensif.

"Dari penen terakhir berhasil untung sekitar Rp 17 juta," paparnya.

Hadian berkomitmen terus terus mengembangkan tanaman kopi liberika ini sebagai ciri khas Mukapayung dan Bandung Barat. Saat ini ia tengah melakukan pemupukan 5.000 polybag bibit baru kopi liberika.

"Selain punya peluang ekonomi besar. Kita ingin kopi liberika ini menjadi ciri khas Desa Mukapayung dan Bandung Barat," pungkasnya.

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini