SuaraJabar.id - Langit di atas Gedung Pakuan pada Minggu siang, 12 Juni 2022, tampak murung. Hujan yang mulai turun dan hawa dingin menyisir di bilangan Jalan Cicendo, Kota Bandung, Jawa Barat (Jabar).
Ratusan karangan bunga bersandar di sepanjang pagar, mengitari Rumah Dinas Gubernur Jabar Ridwan Kamil tersebut. Pemandangan ini semata adalah tanda bela sungkawa mendalam di Pakuan.
Namun, cuaca yang kuyup nyatanya tak menyurutkan niat warga dari berbagai daerah yang sedari pagi terus ramai mendatangi lokasi.
Bersama sanak keluarga atau kerabat, mereka datang turut serta membawa duka yang sama atas kepergian putra gubernur, Emmeril Kahn Mumtadz. Kabarnya, jenazah Eril masih dalam perjalanan dari Swiss dan diperkirakan di Indonesia, Minggu sore ini pukul 16.00 WIB.
Baca Juga:Jelang Kedatangan Jenazah Eril, Gedung Pakuan Bandung Sudah Dipadati Warga dan Lantunan Doa
Setibanya di Bandara Soekarno-Hatta, rombongan Keluarga Ridwan Kamil langsung membawa jenazah putra tercinta ke Pakuan.
Salah seorang warga yang sengaja datang ke Gedung Pakuan, yakni Lina Mulyati, (50). Pedagang nasi goreng di Jalan Sumbawa ini mengaku sebagai saksi kedermawanan sosok Eril. Saat awal-awal pandemi lalu, ia mengaku sempat bertemu dengan Eril.
"Ibu jualan di Sumbawa. Aa Eril sekolahnya kan di SMA Negeri 3 Kota Bandung, di Jalan Bali. Di pernah datang ke Ibu. Pas Corona awal muncul dia datang ke tempat jualan untuk memberikan bantuan uang waktu itu. Ia orangnya dermawan," katanya kepada Suarajabar.id.
Ia sengaja datang bersama anak-cucu sedari pagi, dan masih bertahan hingga siang ini sekira pukul 14.00 WIB.
Ia ingin menyampaikan belasungkawa secara langsung. Berniat ikut menunggu kedatangan jenazah Eril, dan turut bertakziah hingga pagi.
Baca Juga:Keluarga Klarifikasi Soal Tudingan Nabila Ishma Nurhabibah Tak Pernah Datang ke Pengajian Eril
"Tadi ibu sempat ke dalam (Gedung Pakuan). Nanti malam bakal ke dalam lagi, ibu turut sedih. Semoga keluarga Kang Emil diberikan ketabahan. Semoga Aa Eril diberi tempat di sisi Allah," katanya.
Tak hanya bagi mereka yang sempat bertemu langsung, duka itu turut dirasa oleh mereka yang bahkan tak pernah jumpa. Misalnya, seperti yang disampaikan keluarga Taufik Hidayat (42).
Bersama anak-istri, Taufik sengaja datang dari Jakarta sejak pagi tadi. Sebagaimana Lina, Taufik pun ingin ikut menyampaikan rasa dukanya secara langsung.
"Dari Jakarta. Baru datang hari ini. Kemarin-kemarin nggak ke sini. Saya ingin menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Ridwan Kamil," katanya.
Bagi Taufik, salah satu hal yang menggugah rasa sedih dan simpatik adalah ketika mengetahui Eril yang sempat berupaya menolong adiknya saat di Sungai Bern, Swiss, sebelum kemudian terarus dan ditemukan meninggal dunia.
"Kepada Gubernur Jawa Barat, kami turut berbelasungkawa semoga almarhum diterima di sisi Allah. Ketika tahu berita kaget. Yang bikin simpati kan Eril ini ingin menolong adiknya. Itu menggugah rasa sedih dan simpati," katanya.
Sementara hingga pukul 14.48 WIB, Gedung Pakuan yang dijadikan rumah duka terus ramai didatangi warga. Tak sedikit yang membawa bunga dan ucapan belasungkawa dan doa yang tertulis di secarik kertas, disematkan di pagar masuk Pakuan.
Kontributor : M Dikdik RA