Aktif Selamatkan Masyarakat yang Terpapar Radikalisme, 10 Tokoh di Garut Diganjar Penghargaan

"Mudah-mudahan dengan kita melakukan dialog kebangsaan kita, saya punya rasa optimis, kita ini, bangsa ini terus kita bangun," ujar Wakil Bupati Garut.

Ari Syahril Ramadhan
Jum'at, 01 Juli 2022 | 08:00 WIB
Aktif Selamatkan Masyarakat yang Terpapar Radikalisme, 10 Tokoh di Garut Diganjar Penghargaan
Kepala Kantor Kemenag Garut, Cece Hidayat memberikan penghargaan kepada tokoh masyarakat " di Ballroom Hotel Harmoni, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis (30/6/2022). [ANTARA/HO-Diskominfo Garut]

SuaraJabar.id - Sebanyak 10 tokoh masyarakat Kabupaten Garut, Jawa barat mendapat penghargaan dari Kantor Kementerian Agama setempat.

Penghargaan diberikan atas dedikasi para tokoh itu dalam berperan aktif menyelamatkan masyarakat yang terpapar paham radikalisme sehingga kembali setia pada Negara Republik Indonesia.

"Hari ini kami di Kementerian Agama memberikan penghargaan kepada 10 tokoh agama dan tokoh masyarakat yang berjuang siang dan malam, berdedikasi dan berperan aktif, mengajak, merangkul kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Kepala Kantor Kemenag Garut, Cece Hidayat saat acara Dialog Kebangsaan dengan tema "Membangun Moderasi Beragama, Mengelola Keberagaman, Meneguhkan Keindonesiaan" di Ballroom Hotel Harmoni, Garut, Kamis (30/6/2022).

Ia menuturkan Kemenag Garut menyelenggarakan kegiatan dialog tersebut dalam rangka melayani umat, dan melayani tokoh-tokoh ulama sekaligus memberikan wawasan dan menguatkan kembali serta belajar bagaimana beragama dan bernegara dengan baik.

Baca Juga:Mengenal Deretan Tokoh Betawi yang Jadi Nama Jalan Baru di Jakarta (Bagian 1)

Kemenag juga, kata dia, mengapresiasi dengan memberikan penghargaan kepada 10 tokoh agama dan tokoh masyarakat yang selama ini sudah berdedikasi dan berperan aktif mengajak serta merangkul masyarakat yang telah terpapar paham radikalisme untuk kembali ke pangkuan NKRI.

"Ini merupakan sebuah momentum walaupun bukan latah, karena peran kami di masyarakat adalah sebagai khadimul ummah (pelayan umat) dan khadimul ulama (pelayan ulama) yang melayani ulama dan tokoh-tokoh agama," katanya.

Wakil Bupati Garut Helmi Budiman yang hadir dalam acara tersebut mengatakan berkaitan tentang kebangsaan berarti sedang membicarakan diri sendiri yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia yang lahir tahun 1945 sebagai bangsa Indonesia dengan keragamannya.

Ia mengatakan NKRI memiliki suku, bahasa, dan agama yang beragam, dengan keragaman itu maka masyarakat dapat saling mengenal, membantu, dan memahami satu sama lain sehingga tidak terpecah belah.

"Mudah-mudahan dengan kita melakukan dialog kebangsaan kita, saya punya rasa optimis, kita ini, bangsa ini terus kita bangun, membangun sumber daya manusia yang berkualitas, itu salah satunya adalah bagaimana kita menyatukan kita sebagai suatu bangsa," kata Helmi.

Baca Juga:Viral, Hamili Anak Kandung Sendiri, Warga Bakar Rumah Ayah Bejat di Garut, Publik: Terus Anaknya Tinggal di Mana?

Sementara itu, 10 orang yang mendapat penghargaan yakni KH Hasan Basyari sebagai Ketua MUI Pameungpeuk, Nurul Barkah sebagai Penyuluh Agama Kecamatan Cibalong, H. Abdalloh sebagai Penyuluh Agama Kecamatan Cibalong, Hikmat Hidayat, sebagai Penyuluh Agama Kecamatan Peundeuy, dan Usu Sulaeman sebagai Penyuluh Agama Kecamatan Cikelet.

Selanjutnya H. Zaenal Arif sebagai tokoh agama atau Ketua MWC NU Cikelet, Odang Dermawan sebagai tokoh agama atau Wakil Ketua MWC NU Cisompet, Tasrihudin sebagai Penyuluh Agama Kecamatan Cibalong, Haerudin sebagai tokoh masyarakat Desa Karangsari, Kecamatan Cikelet, dan Uban sebagai tokoh masyarakat Kampung Datar Petir, Karangsari Kecamatan Cikelet. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak