"Biaya sewa lapak disini Rp 700 ribu per bulan," sambung Memet.
Namun trend 'cimol' atau belanja barang bermerk dan berkualitas meskipun bekas tak pernah luntur. Setidaknya gaya hidup ini masih menjadi pilihan anak muda atau warga Sukabumi.
“Sebulan kira-kira Rp 30 jutaan sih. Kalau lagi rame bisa sebulan nyampe Rp 60 juta omzetnya. Saya juga menggunakan media sosial biar promo pemasarannya lebih intens dan efektif,” ujar Memet yang saat ini bisa membeli 2 hingga 4 ball baju import untuk dijual kembali setiap bulannya.
Bisnis ini bak pemburu harta karun dalam karung, sulit ditebak terutama harganya. Namun menurut Memet, ada tiga faktor penting dalam bisnis baju bekas impor ini, yaitu rare (langka), vintage atau tua dan historikal.
Baca Juga:Disperindag Jabar Berharap Pembelian Pertalite Pakai MyPertamina Tak Menyulitkan Masyarakat
"Artinya semakin langka, tua dan punya historikal atau sejarah, makan barang itu walaupun bekas harganya selangit. Artinya kita harus benar-benar paham dan mengerti barang-barang yang ditemukan dalam karung itu," bebernya.
Ia menceritakan bagaimana tren baju second selalu berubah setiap tahunnya. Misal 2021 rame kaos nascar vintage, yang harganya bisa Rp 7 juta per biji.
Namun trend tahun ini naik turun, yang relatif stabil itu kata Memet kaos band, "masih belum bisa ditebak harganya.”
Disinilah keberuntungan dari harta karun dalam karung itu berpihak. Jika dalam satu ball yang dibeli berisi banyak barang berkualitas dan bagus, maka jelas akan jadi pundi-pundi rupiah.
"Sebaliknya jika ball yang dibeli banyak barang biasa, balik modal saja sudah untung," pungkasnya.
Baca Juga:Booth Registrasi MyPertamina di Sukabumi Mulai Didatangi Warga